Configuration

"between the good and the bad is where

you'll find me reaching for heaven"















FrenshiPath

Daisypath - Personal pictureDaisypath Friendship tickers

Thursday, March 31, 2011

Semakin Membingungkan... Malah Jadi Menyebalkan

Ketika dunia tidak sanggup melihat 'ketidakberuntungan' para wanita, maka yang terjadi adalah tatap-tatap mata penuh kesedihan yang seolah miris melihat hidup para wanita tersebut yang belum lulus 'seleksi alam' di dunia ini. Ugh. Sangat tidak menyenangkan sekali bila engkau adalah salah satu dari sekian banyak para wanita tersebut.

Aku sendiri tak habis pikir, karena reaksi yang timbul adalah kecemasan-kecemasan tak perlu yang seharusnya bisa dialihkan menjadi peluang kesabaran. Sungguh benarlah kata-kata bijak Lukman al-Hakim yang sempat menguji pola pikir kebanyakan masyarakat yang ada dengan caranya yang tak kentara saat ia dan putranya menuntun seekor keledai di sebuah keramaian.  Lukman sangat mengerti bahwa kita takkan pernah mampu memuaskan berbagai aspirasi yang muncul walau apapun yang kita lakukan, bahkan bila kita memperlihatkan sebuah contoh kebaikan. Takkan pernah bisa, kecuali mungkin bila kita telah pergi dari dunia yang menyesakkan jiwa ini. Huft.

Lalu, ketika masalah yang kurang lebih sama menerpa para wanita yang sesungguhnya tidak berharap digolongkan ke dalam 'jangan terlalu pemilih', masyarakat masa kini ternyata juga bersikap seperti pendahulunya. Tak bisa bersabar. Padahal yang diinginkan oleh para wanita ini adalah sedikit pengertian, dan bahwa kehendak itu tidak dapat dipaksakan agar sesuai dengan 'kebiasaan' zaman.

Kita semua menyadari sekali bahwa sebuah kesempatan itu bisa kita raih asalkan kita meyakini beberapa kondisi dan situasi yang mengelilinginya. Dan, sehubungan dengan tuduhan-tuduhan yang menyatakan bahwa para wanita yang tidak lulus 'seleksi alam' tersebut adalah karena mereka 'terlalu pemilih', maka sebetulnya yang terjadi adalah sebaliknya.

Bagi yang tidak pernah mengalaminya, bisa jadi tidak akan memahami perihnya penolakan di awal pertemuan, atau bahkan sebelum pertemuan dilaksanakan. Kenapa sebelum? Ya, karena, sadar atau tidak, di 'kebiasaan' masyarakat telah terdoktrin bahwa para wanita itu 'seyogyanya' berusia lebih muda dari para pria agar terbentuk keluarga yang berbahagia; semakin muda, semakin baik ia. Ironis.

Atau, telah tertera (walau tak tertulis) bahwa para wanita itu sebaiknya berparas sedap dipandang mata, yang meskipun para pria boleh berwajah sekedarnya saja. Atau juga, para wanita tersebut diharapkan berkulit terang dan berpenampilan menarik, walau para pria yang mensyaratkan idealisme tersebut tidak menyadari ciri fisiknya sendiri. Menyedihkan.

Maka, wajar saja... tidak akan pernah tercapai kesepakatan yang dapat merubah 'ketidakberuntungan' para wanita tadi.

Tidak akan terjadi.
Sampai masyarakat merubahnya sendiri.

Wednesday, March 30, 2011

Tempat makan Bakso yang maknyus adalah...

di sebuah kedai bakso di kawasan Beurawe, Banda Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam, Indonesia.

Di sanalah kami (aku en temenku-red) sering melakukan wisata kuliner sekitar dunia bakso. Sebenernya, ada tempat yang laen juga, cuma berhubung agak jauh dan repot banget kalo mau nongkrong malam-malam (ehm, jadi ketahuan deh, suka kelayapan malem ^^;;)... maka, terpilihlah tempat nan strategis ini.

Berikut adalah gambar bakso yang cukup maknyus tersebut:

Judulnya: Tertantang...

Ini bukan postingan yang penting banget buat dibaca.... yakin deh, ga usah ribet-ribetin diri buat baca postinganku yang sekarang ini... Ini adalah postingan yang tak lain tak bukan berasal dari provokasi seorang temen... yups, berawal dari sebuah provokasi. Mengambil setting di situs pertemanan populer di dunia saat ini, the Facebook!

Jadi, di statusnya itu, sang temen menulis bahwa jumlah postingan di blogku untuk bulan ini sudah mencapai 37, dan semestinya segera kugenapkan menjadi 40... biar enak dilihatnya. Halah.

Sang temen tidak menyadari akibat tindakannya yang tidak dipikir-pikir lagi  itu, terutama tentang apa dampak ke depan yang akan terjadi, yakni kemungkinan besar bahwa aku akan mengaplikasi omongannya yang tergolong ke dalam aksi provokatif tersebut.

Dan, walhasil, ehm... di sinilah aku duduk mengetikkan jari-jari ke keyboard laptopku dengan manisnya, dan merealisasikan aksi yang telah didukung temenku dari belakang itu. Hehe.

Salam manis buat semua...

(^_^)

Monday, March 28, 2011

Yesterday

Lagu yang dikasih judul 'Yesterday' ini termasuk lagu The Beatles yang aku suka dengerin... mellow banget tapi gak begitu cengeng... tapi sekaligus maknanya daleeem... (^^):b

Yesterday,
All my troubles seemed so far away,
Now it looks as though they're here to stay,
Oh, I believe in yesterday.


Suddenly,
I'm not half the man I used to be,
There's a shadow hanging over me,
Oh, yesterday came suddenly.


Why she
Had to go I don't know, she wouldn't say.
I said,
Something wrong, now I long for yesterday.


Yesterday,
Love was such an easy game to play,
Now I need a place to hide away,
Oh, I believe in yesterday.


Why she
Had to go I don't know, she wouldn't say.
I said,
Something wrong, now I long for yesterday.


Yesterday,
Love was such an easy game to play,
Now I need a place to hide away,
Oh, I believe in yesterday.

Sunday, March 27, 2011

Ketika Bocor Ban Motor Menyumbang Hikmah

Hikmahnya adalah:

1. Sedia uang recehan puluh ribuan kapan saja.
Karena, meskipun engkau sangat-kaya-sekali-hingga-mampu-membeli-pulau-pulau tapi tetep saja kau harus memiliki uang pecahan puluhan ribuan itu. Hindari berlagak sok dan mempromosikan jejeran kartu kredit, karena itu tidak laku. Percaya, deh. Seperti kejadian bocor ban yang aku hadapi di hari apes itu. Bersyukur banget aku masih nyimpen selembar uang duapuluh ribuan, yah, enggak tepat juga sih kalau disebut 'nyimpen'... lebih betulnya 'uang kembalian beli barang'... jadi ya, hampir aja aku enggak bisa bayar si bapak tukang tempel ban itu. Sangat enggak mengenakkan sekali kalau aku celingak-celinguk nyari selembar uang, atau ngasih ke si bapak itu uang yang nilai nominalnya gede banget dan akhirnya malah membuat si bapak tersebut repot mencari kembalian buat kita. Hedeeeh... Sok kaya banget deh, lu...

2. Waspadai tempat tempel ban terdekat di daerah jajahanmu.
Kalau yang ini jelas sekali. Semisal engkau sering bolak-balik naik kendaraan, entah itu sepeda, sepeda motor, mobil, atau yang lainnya, dari dan ke tempat 'jajahan'mu yang bisa meliputi: sekolah, tempat kerja, rumah temen, rumah ibadah, apalagi pasar, harap melihat dengan cermat dimana tempat tempel ban berada. Ini sangat penting. Seperti saat aku mengalami bocor ban motor di suatu hari Jumat yang syahdu, sepulang dari rumah seorang teman yang (kebetulan) berada di sekitar wilayah pasar. Hari itu adalah hari yang cukup terik. Orang-orang baru saja selesai shalat Jumat di mesjid-mesjid. Aku dengan seorang teman dalam perjalanan pulang ketika aku sadar kalau motornya jalan agak goyah... Abis itu, kami berjalan mencari tempat tempel ban. Begitu sampai ke tempat yang dituju, ternyata orang yang nempel bannya enggak ada, "masih dirumahnya mungkin", begitu menurut penuturan warga sekitar. Ya sudahlah, namanya juga bocor yang enggak lihat-lihat situasi, maunya kan si bannya bocor setelah semua orang sudah kembali bekerja... Heuheu... Kasian banget deh aku hari itu. Akhirnya aku bertanya ke seorang bapak yang sedang ngojek dimana tempat tempel ban yang asyik dan full AC. Hehe, enggak ding. Si bapak itu bilang di persimpangan jalan dekat jembatan pasar Peunayong ada tempat tempel ban. Dan, setelah mengucapkan rasa terima kasih yang terhingga, maka aku pun melanjutkan perjalanan mencari secercah harapan tadi. TAPI. Ternyata di situ juga enggak ada ahli tempel ban. Jadilah aku bengong dan melihat-lihat sekeliling. Hampir aja pake acara menitikkan air mata. Hopeless banget, gara-gara aku di siang hari bolong gitu enggak menemukan sang ahli tempelin ban bocor. LALU. Di saat-saat kritis tersebut, melayanglah pandanganku ke arah seberang jalan. Ada seonggok motor yang (kelihatannya) sedang dibetulkan bagian rodanya. Langsung saja kupicingkan mata supaya terlihat lebih jelas, dan ternyata oh ternyata, bukan roda yang sedang diperbaiki, tetapi si ban. Huehehe... senengnya hatiku saat itu. Harapan itu masih ada, sodara-sodara. Pingin sujud syukur, cuma karena kuatir dianggap seteres jadi enggak deh hehehe... Maka, begitu aku nemu sang tukang, berakhirlah misi muliaku tersebut.

3. Jadi enggak merasa sombong.
Yup. Begitulah. Aku kayaknya kena 'teguran' deh. Soalnya beberapa hari sebelum kejadian bocor ban yang memilukan itu, aku sempat merasa motor aku itu enggak akan 'bertingkah'. Yah, secara aku baru membeli itu motor tahun lalu, jadi di alam bawah sadarku seperti mengelu-elukan kalau si motor tidak akan berujung ke jurang kebocoran seperti yang pernah dialami oleh motorku dahulu. Sampai akhirnya semesta turut campur. Dan menegaskan ke aku yang sok paten itu, kalau ban motor itu terbuat dari karet, dan paku yang menusuknya itu terbuat dari besi dengan permukaan runcingnya yang aduhai sungguh sakit bila terkena.
Wajar banget jadi bermasalah dengan ban motor bocor.

4. Menambah cakrawala takdir.
Ketika engkau sedang menunggu ban motor dipermak, cobalah lihat sekeliling. Ada banyak sekali peristiwa kecil dan sederhana yang berdampak besar. Contohnya adalah: peristiwa tabrakan motor. Hal yang sangat-sangat kuhindari dalam hidup ini adalah melihat langsung peristiwa tabrak-menabrak. Apapun itu. Jadi, di hari ketika aku sedang termangu menatap nasib si ban, tiba-tiba terdengar suara 'BRUUK'... yang ternyata adalah bunyi yang bersumber dari seorang pengendara motor yang terjatuh di depan tempat tempel ban tersebut. Aku jelas aja shock. Syukur banget enggak ada luka yang berarti. Hieee.... tidak bisa dibayangkan kalau sampai ada darah yang berceceran. Kalau sampai ada, kayaknya aku juga bakal nyusul tuh orang ke rumah sakit. Sangat mengerikan.

5. Tergantung pribadi masing-masing.
Hehe.

Friday, March 25, 2011

Forgetfulness

The name of the author is the first to go
followed obediently by the title, the plot,
the heartbreaking conclusion, the entire novel
which suddenly becomes one you have never read,
never even heard of,

as if, one by one, the memories you used to harbor
decided to retire to the southern hemisphere of the brain,
to a little fishing village where there are no phones.

Long ago you kissed the names of the nine Muses goodbye
and watched the quadratic equation pack its bag,
and even now as you memorize the order of the planets,

something else is slipping away, a state flower perhaps,
the address of an uncle, the capital of Paraguay.

Whatever it is you are struggling to remember,
it is not poised on the tip of your tongue,
not even lurking in some obscure corner of your spleen.

It has floated away down a dark mythological river
whose name begins with an L as far as you can recall,
well on your own way to oblivion where you will join those
who have even forgotten how to swim and how to ride a bicycle.

No wonder you rise in the middle of the night
to look up the date of a famous battle in a book on war.
No wonder the moon in the window seems to have drifted
out of a love poem that you used to know by heart.

-Billy Collins-


(credit:poem hunter

Thursday, March 24, 2011

Si Idealis yang Spontan

Ini hasil tes kepribadian di ipersonic.com
Ngebacanya sambil malu-malu seneng.

Jadi, setelah ikutin tes yang cuma berisi 4 soal (gak jelas juga keabsahannya berhubung hanya empat biji pertanyaan) dan dianalisis langsung, ternyata aku tuh tergolong tipe yang Spontaneous Idealist. Catet... hehe

Mari, simaklah penjelasan yang sungguh membahagiakan diri berikut ini! d:(^^):b

Spontaneous Idealists are creative, lively and open-minded persons. They are humorous and dispose of a contagious zest for life. Their enthusiasm and sparkling energy inspires others and sweeps them along. They enjoy being together with other people and often have an uncanny intuition for their motivations and potential. Spontaneous Idealists are masters of communication and very amusing and gifted entertainers. Fun and variety are guaranteed when they are around. However, they are sometimes somewhat too impulsive in dealing with others and can hurt people without really meaning to do so, due to their direct and sometimes critical nature.

This personality type is a keen and alert observer; they miss nothing which is going on around them. In extreme cases, they tend to be oversensitive and exaggeratedly alert and are inwardly always ready to jump. Life for them is an exciting drama full of emotionality. However, they quickly become bored when things repeat themselves and too much detailed work and care is required. Their creativity, their imaginativeness and their originality become most noticeable when developing new projects and ideas - they then leave the meticulous implementation of the whole to others. On the whole, Spontaneous Idealists attach great value to their inner and outward independence and do not like accepting a subordinate role. They therefore have problems with hierarchies and authorities.

If you have a Spontaneous Idealist as your friend, you will never be bored; with them, you can enjoy life to the full and celebrate the best parties. At the same time, they are warm, sensitive, attentive and always willing to help. If Spontaneous Idealists have just fallen in love, the sky is full of violins and their new partners are showered with attention and affection. This type then bubbles over with charm, tenderness and imagination. But, unfortunately, it soon becomes boring for them once the novelty has worn off. Boring everyday life in a partnership is not for them so that many Spontaneous Idealists slip from one affair into another. However, should the partner manage to keep their curiosity alive and not let routine and familiarity gain the upper hand, Spontaneous Idealists can be inspiring and loving partners.

Adjectives which describe your type: spontaneous, enthusiastic, idealistic, extroverted, theoretical, emotional, relaxed, friendly, optimistic, charming, helpful, independent, individualistic, creative, dynamic, lively, humorous, full of zest for life, imaginative, changeable, adaptable, loyal, sensitive, inspiring, sociable, communicative, erratic, curious, open, vulnerable

*Well, menurut aku gak semua menggambarkan kepribadian aku sih, cuma yang paling mengena, aku gedein deh, biar lebih jelas bacanya... mhehe


Someone Like Me

If I told you things I did before... told you how I used to be, would you go along with someone like me? If you knew my story word for word, had all of my history, would you go along with someone like me? 

I did before and had my share. It didn't lead nowhere. I would go along with someone like you. It doesn't matter what you did, who you were hanging with. We could stick around and see this night through. And, we don't care about the young folks talking about the young style. And, we don't care about the old folks talking about the old style, too. And, we don't care about our own folks talking about our own style. All we care about is talking... talking only me and you. 

Usually when things has gone this far people tend to disappear. No one would surprise me unless you do. 

I can tell there's something going on.
Hours seem to disappear.
Everyone is leaving.
I'm still with you. 

It doesn't matter what we do, where we are going to. We can stick around and see this night through. And, we don't care about the young folks talking about the young style. And, we don't care about the old folks talking about the old style, too. And, we don't care about our own folks talking about our own style. All we care about is talking... talking only me and you.

Talking only me and you

-----------------------

-Peter, Bjorn And John 'Young Folks'-

Houdini 137th Anniversary

Apparently, today is Harry Houdini's birthday.
He was born on March 24, 1874.

a Google way to celebrate,... by designing a Houdini-Google logo

his very own signature
I've just reckoned that because Google has created a Google trademark icon to commemorate his anniversary, something Google loves to do whenever there is an event to celebrate. And, this time is Houdini's 137 years of age (um, if he were still alive now).

On a side note, I really have some connection with the name of Houdini. That was because last year, also in March, I took an ITP TOEFL in where Houdini's name appeared in the test booklet. One of the TOEFL questions (with Houdini's name in it) kept haunting me for I was not sure if I answered it correctly or not, and that a few days after the test date, I eventually asked several of my friends about the right answer.

Well, the thing is... I don't remember what the question was now... ugh, if only I wrote it on then...
I feel being betrayed by my own brain. 
What a short-term memory.
Haha...

I Am

I am: yet what I am none cares or knows,
My friends forsake me like a memory lost;
I am the self-consumer of my woes,
They rise and vanish in oblivious host,
Like shades in love and death's oblivion lost;
And yet I am! and live with shadows tost.

Into the nothingness of scorn and noise,
Into the living sea of waking dreams,
Where there is neither sense of life nor joys,
But the vast shipwreck of my life's esteems;
And e'en the dearest--that I loved the best--
Are strange--nay, rather stranger than the rest.

I long for scenes where man has never trod;
A place where woman never smil'd or wept;
There to abide with my creator, God,
And sleep as I in childhood sweetly slept:
Untroubling and untroubled where I lie;
The grass below--above the vaulted sky.

-John Clare-


(credit: poem hunter)

Ah Love, Love,... Love, Love, Love, Love, Love.

What is it with Love
That makes me
then breaks me?

When in love
Do I truly love?

Is it really love
Or do I think that I love?

Maybe I just love being in love
Or love the idea of being in love?

I spent my whole life chasing love.
In the end the one thing I truly love
Could just be the meir pursuit of love.

---------------
-Ronberge (anno primo)-

(credit: poem hunter)

Wednesday, March 23, 2011

Freedom Flotilla II to Sail to Gaza

And if only I can join them, ah...

So, I read the news about the planning of international organizations consisting of delegations from Algeria, Canada, Scotland, Spain, France, Greece, Holland, Ireland, Italy, Jordan, Kuwait, Malaysia, Norway, Sweden, Switzerland and Turkey, also Germany, Australia, Belgium and Denmark, to continue their mission to Palestine.

"The expedition will sail in order to force Israel to respect international law and to mobilize civil societies' support and solidarity with the Palestinian population of Gaza as well as bring attention to the wider issue of the host of human rights abuses carried out by the Israeli state against the entire population of Palestine. We will sail to Gaza until Palestine is free!" (International Coalition of the Freedom Flotilla II, Madrid, 7th February 2011)

This will be the second mission arranged by the Coalition after their first attempt was attacked by the Israeli military operation on May 31, 2010, even before the ship reached the Gaza land, in the international waters of the Mediterranean Sea. The incident was  also known as the Gaza Flotilla Raid.

The official statement informed that the ship with humanitarian aids will sail in the second half of May 2011, which means that it will be two months from now.

Hm, and I wonder of one thing...
How can I join the mission??? (well, if there is a miracle for me, then it's possible, eh? haha... keep on wishing, girl!)


A Tear and A Smile

I would not exchange the sorrows of my heart
For the joys of the multitude.
And I would not have the tears that sadness makes
To flow from my every part turn into laughter.

I would that my life remain a tear and a smile.

A tear to purify my heart and give me understanding
Of life's secrets and hidden things.
A smile to draw me nigh to the sons of my kind and
To be a symbol of my glorification of the gods.

A tear to unite me with those of broken heart;
A smile to be a sign of my joy in existence.

I would rather that I died in yearning and longing than that

I live weary and despairing.

I want the hunger for love and beauty to be in the
Depths of my spirit, for I have seen those who are
Satisfied the most wretched of people.
I have heard the sigh of those in yearning and longing, 
and it is sweeter than the sweetest melody.

With evening's coming the flower folds her petals
And sleeps, embracing her longing.
At morning's approach she opens her lips to meet
The sun's kiss.

The life of a flower is longing and fulfillment.
A tear and a smile.

The waters of the sea become vapor and rise and come
Together and area cloud.

And the cloud floats above the hills and valleys
Until it meets the gentle breeze, then falls weeping
To the fields and joins with brooks and rivers to return to the sea,

its home.

The life of clouds is a parting and a meeting.
A tear and a smile.

And so does the spirit become separated from
The greater spirit to move in the world of matter
And pass as a cloud over the mountain of sorrow
And the plains of joy to meet the breeze of death
And return whence it came.

To the ocean of Love and Beauty----to God.

-Khalil Gibran-

(credit: poem hunter)

If...

If...
there are ten people in the world care for you,
then, 
one of them is me.

And, 
if only one person in the world care for you,
that would be me, 
again.

But, 
if there is nobody in the world care for you,
it means, I'm not in the world,
anymore.

------------------------------------


(the poem has spread all over the internet, while the author remains unknown)

Remember

Remember me when I am gone away,
Gone far away into the silent land;
When you can no more hold me by the hand,
Nor I half turn to go yet turning stay.


Remember me when no more day by day
You tell me of our future that you plann'd:
Only remember me; you understand
It will be late to counsel then or pray.


Yet if you should forget me for a while
And afterwards remember, do not grieve:


For if the darkness and corruption leave
A vestige of the thoughts that once I had,
Better by far you should forget and smile
Than that you should remember and be sad. 


---------------

-Christina Georgina Rossetti-

(credit: poem hunter)

Tuesday, March 22, 2011

Kala Wanita Terdefinisi

Seorang wanita yang telah dilengkapi oleh Tuhan
dengan keindahan jiwa dan raga 
adalah sebuah kebenaran

Yang sekaligus nyata dan maya
Yang hanya bisa kita pahami dengan cinta kasih
Dan hanya bisa kita sentuh dengan kebajikan

Dan jika kita mencoba melukiskan wanita demikian itu,
ia pun menghilang seperti kabut...

Hati nurani seorang wanita tak berubah oleh waktu dan musim;
bahkan jika mati abadi
hati itu takkan hilang murca

Hati seorang wanita laksana sebuah padang yang berubah jadi medan pertempuran; 
sesudah pohon-pohon ditumbangkan 
dan rerumputan terbakar 
dan batu-batu karang memerah oleh darah 
dan bumi ditanami dengan tulang-tulang
dan tengkorak-tengkorak,
ia akan tenang dan diam seolah tak ada sesuatu pun terjadi

Karena musim semi dan musim gugur 
datang pada waktunya dan memulai pekerjaannya...

-Khalil Gibran-

This is Right

I can read your mind and I know your story, I see what you're going through. It's an uphill climb, and I'm feeling sorry, but, I know it will come to you. Don't surrender, 'cause you can win in this thing called love.

When you want it the most, there's no easy way out. When you're ready to go and your heart's left in doubt, don't give up on your faith. Love comes to those who believe it, and that's the way it is.

When you question me for a simple answer, I don't know what to say, no. But it's plain to see, if you stick together, you're gonna find a way. So, don't surrender, 'cause you can win in this thing called love.

When life is empty with no tomorrow and loneliness starts to call. Baby, don't worry, forget your sorrow 'cause love's gonna conquer it all. All.

That's the way it is, babe. Don't give up on your faith.
Love comes to those who believe it.
And, that's the way it is.

 --------------------
-Celine Dion 'That's the Way It is'-

Monday, March 21, 2011

Penyihir pun Bercita

Sebagai pemegang jabatan Penyihir di sebuah kerajaan di negeri entah-berantahlah bukan berarti tidak memiliki cita-cita dan keinginan-keinginan duniawi. Penyihir juga manusia. Dia perlu makan dan minum juga. Dan, tidak seperti anggapan kebanyakan orang yang awam dunia penyihiran, seorang penyihir tidak makan daging yang tidak halal atau malah umat manusia lainnya atau juga minum-minum darah campur alkohol plus spritus. Tidak. Itu adalah tuduhan tak berdasar. Sama sekali tidak benar. Karena seorang penyihir suka hidup sehat walaupun nafsu makannya tidak bisa dikurangi, konon lagi dihilangkan.
 
penyihir berfoto dengan makanan kesukaannya

Sebagai seorang penyihir (yang juga manusia), secara otomatis dia juga memiliki impian-impian (yang dapat disetarakan dengan cita-cita) yang ingin diwujudkan menjadi kenyataan. Ia mempunyai impian untuk membuat sebuah dokumentari jejak rasul-rasul (seperti yang pernah ditayangkan di sebuah stasiun televisi negeri tetangga) bersama sang suami kelak, yang merupakan seorang ksatria penunggang kuda mesin. Itulah salah satu impian atau cita sang penyihir yang sangat luhur, dan sangat disarankan agar ditiru oleh wanita-wanita lainnya di muka bumi ini.

Sang penyihir juga sudah menyusun daftar tempat-tempat yang ingin dikunjungi bersama suami. Juga, sudah menyiapkan teknis pelaksanaan mengenai hal-hal yang perlu dikerjakan untuk dokumentari tersebut.

Semua sudah di-set.
Masalahnya cuma satu.
Belum dapat terlaksana akibat ketiadaan kandidat ksatria... Haha.
Sungguh mengenaskan.

Jadi, dikarenakan subjek pasangan belum dapat dipastikan, maka suka tidak suka, sang penyihir terpaksa mengundur jadwal dokumentari tersebut untuk jangka waktu yang tidak dapat ditentukan.

Sebagai seorang penyihir yang telah memegang tampuk jabatan selama hampir satu dekade, bukan berarti dia sudah sangat mahir dalam dunia penyihiran. Bila ada yang beranggapan demikian, maka hal itu adalah salah belaka. Sebagai seorang muslimah yang baik, sang penyihir selalu berusaha menaati semua sunnah Rasul yang mulia, salah satunya adalah dengan menuntut ilmu hingga ke negeri Cina.

Maka, demi meningkatkan ilmunya, sang penyihir harus selalu up-to-date dengan segala konsep keilmuan yang ada di dunia. Bila perlu, sampai ke negeri Cina pun bolehlah, meski kendala bahasa akan menjadi perintang terbesar di tengah jalan. Tapi. Sebagai seorang penyihir yang mumpuni, dia pantang menyerah. Dia tidak akan mundur, kecuali malah jalannya yang terpotong di tengah. Itu lain persoalan. Hehe.

penanda jalan impian telah terlihat

Sebagai seorang penyihir yang juga merupakan manusia biasa, dia berharap segala impiannya akan terwujud dalam rentang waktu yang tidak terlalu lama. Namun. Tentu saja, ketentuan Allah yang Paling Maha adalah di atas segalanya.

Man proposes,
God disposes.

What Inside My Heart...

Look at me, you may think you see who I really am. But, you’ll never know me. Every day, is as if I play apart.

Now I see, if I wear a mask, I can fool the world. But, I can not fool my heart.

Who is that girl I see staring straight back at me?
When will my reflection show who I am inside?

I am now in a world where I have to hide my heart and what I believe in, but somehow, I will show the world what’s inside my heart and be loved for who I am.

Who is that girl I see staring straight back at me?
Why is my reflection someone I don’t know?

Must I pretend that I’m someone else for all time?
When will my reflection show who I am inside?

There’s a heart that must be free to fly that burns with a need to know the reason why.

Why must we all conceal what we think, how we feel?
Must there be a secret me, I’m forced to hide?

I won’t pretend that I’m someone else for all time

When will my reflections show who I am inside?
When will my reflections show who I am inside? 

--------

-Christina Aguilera 'Reflection', Mulan Ost-

Saturday, March 19, 2011

My Journey is Yet to Begin...

Still got a lot of things to do
My plate is half full...

It is said that
A journey of a thousand miles
Begins with a single step

And so,
I am yet to fill my plate
Or, rather...

I can't let it full
I need more and more and
I shouldn't be satisfied

Because 
My journey
Is yet to begin...

Friday, March 18, 2011

The Sky is Still Blue

Don't you think the same way as I do?
That the sky above us is still blue
That the dreams we have are still true

That we still have the chances
That once left us...
Behind.

The Wedding of A Best Friend of Mine

Sungguh postingan yang sangat terlambat, tapi, yah, daripada tidak sama sekali, hehe...
Jadi, foto-foto yang ku unggah di bawah ini berasal dari sebuah acara pernikahan seorang temanku, yang tak lain tak bukan adalah Muhsin, teman yang kukenal sejak zaman SMP dulu.

Acara nikahannya mengambil setting di Masjid al-Makmur, Lampriet, Banda Aceh yang lebih dikenal dengan sebutan Masjid Oman oleh sebagian besar masyarakat Banda Aceh, sebagai dampak dari pendanaan untuk pembangunan kembali masjid tersebut dikucurkan oleh pemerintah Oman. Terus, akibat efek ornamen ala padang pasir yang bertebaran di sekelilingnya, masjid yang pernah rubuh kubahnya oleh goncangan gempa pada 26 Desember 2004 itu malah jadi punya penampilan yang lebih islami, secara penuh dengan kaligrafi di sepanjang interior dindingnya. Sebagai bukti nyatanya, silakan merujuk ke gambar-gambar di bawah ini, hehe...

Aku bareng dengan beberapa teman hadir di pernikahannya yang bertanggal 11 Oktober 2009 (sebetulnya tadi lupa, cuma setelah melakukan sedikit riset di properti si foto, akhirnya ketauan deh kapan aku ngambil tuh foto, haha... bener-bener teman yang gak tau diri...)

Tapi, ada yang patut disesalkan di hari itu, yah, biasalah, gara-gara kedodolan aku sendiri juga. Ahh, bayangkan aja, masa aku gak siapin batere kamera cadangan buat antisipasi keadaan darurat sipil macam hari yang penting itu. Bisa-bisanya aku lupa bawa... aduh, emang sih aku yakinnya tuh batere bakalan cukup bertahan hidup seharian untuk motret-motret. Tapi. Begitu selesai acara nikahan, ketika kami berhadir di acara lanjutannya yaitu walimatul ursy, eh, malah gak bisa diabadikan momen walimahannya. Apes dah.

Maafkan kebodohan temanmu ini, teman... (- -);;

Eniwei, berikut ini merupakan cuplikan kejadian (disusun berdasarkan urutan pengambilannya) yang berhasil kurekam sebelum si batere mengakhiri masa baktinya...




























Thursday, March 17, 2011

Masjid Penzberg: When Islam Meets A Contemporary World

"Rules are made for breaking!", itulah kalimat yang selalu dikumandangkan olehku dan beberapa teman dekat sejak dari kami masih berseragam putih biru dan mulai lancar membaca bahasa Inggris.

Ya, sejak dari dulu, kami sudah berorientasi ke arah perubahan-perubahan, yang seringkali bertabrakan dengan opini publik yang ada.

Kami selalu berpendapat bahwa kita tidak melulu mesti seirama dengan tradisi yang ada, selama apapun yang kita kerjakan tidak merugikan orang lain. Begitulah. Namanya juga anak muda. Hahaha.

Nah, senada dengan kalimat kami dari masa remaja itu, secara tidak terencana aku membaca sebuah artikel islami di Republika online tentang keberadaan sebuah masjid dengan arsitektur kontemporer. Arsitektur gebrakan, kalau kubilang.

Masjid Penzberg
Satu kata.
Keren banget. (ini mah dua kata, ya, ahee...)

Masjid yang berlokasi di kaki Pegunungan Alpen, Penzberg di Bayern, Jerman ini benar-benar mewakili seruan kami dulu. Bahwa, rules are made for breaking! (sambil nunjukin orang-orang pake tongkat...)

This masjid is waaay too cool to describe. It's ridiculously GORGEOUS!

Sebenarnya desain bangunan seperti ini sih, tergolong biasa saja, karena ada banyak lagi bangunan yang pasti lebih bagus. Hanya. Konsep kontemporer yang normalnya ditujukan untuk rumah dan gedung-gedung tersebut malah diterapkan ke sebuah masjid. Bayangkan! Bayangkan sebuah masjid tanpa kubah dan menara ciri khas ornamen keislaman. Aku tidak pernah membayangkannya, sampai hari ini, ketika artikel ini kubaca. 
Bahwa ternyata ada. Dan, bisa.

Sang arsiteknya, Alen Jasarevic, berpikir bahwa masjid dengan gaya kontemporer lebih dapat diterima di benua Eropa, sehingga masyarakat non muslim akan dapat merasakan Islam yang lebih modern sesuai kondisi zaman.

Way to go, our dear Muslim brothers and sisters...
Let's show to the whole world, that Islam is for the past, the present, and the future of civilizations.

Dan, mulai detik ini, aku resmi mengumumkan pengunduran diriku dari paham dan waham (lho?) yang berbau tradisionalis dan tidak menerima perubahan. Ketahuilah, wahai orang-orang, bahwa perubahan adalah abadi dan perbedaan adalah rahmat...

Let's think out of the box!
Rules are made for breaking! (^^):v