Configuration

"between the good and the bad is where

you'll find me reaching for heaven"















FrenshiPath

Daisypath - Personal pictureDaisypath Friendship tickers

Monday, October 31, 2011

ga jeles...

berhubung udah ngajuin pensiun dini (maksudte, nganggur) jadinya aku kayak semacam gak tau mo ngapain...  


tapi, daripada entar jadi depresi saking gak ada kerjaan... mending juga aku maen-maen aja. itung-itung, balas dendam karena dulu-dulu banyak waktu abis buat nyari kerjaan... huehehe


ayuh, menggembira!!!   >.<

Sunday, October 30, 2011

Satu Permohonan

Ini adalah puisi yang menurutku sangat menyentuh hati. Puisi yang juga merupakan doa dari seorang suami, Mustafa Chamran, untuk kekasih hatinya, Ghadeh, sang istri tercinta... Very touching words, indeed. :)


Ya Allah,
Aku mohon satu hal dari-Mu
Dengan penuh ketulusan:

"Kuingin kekasihku memikirkanku
Bak sekuntum bunga indah
Yang tumbuh di jalan kehidupan
Dan kesempurnaan,

Kuingin kekasihku memikirkanku
Seperti sepotong lilin-lemah-kecil
Yang menyala dalam kegelapan
Hingga akhir hayatnya,
Dan ia beroleh manfaat
Dari cahayanya untuk masa
Yang singkat,

Kuingin kekasihku memikirkanku
Bagai angin surgawi yang berhembus dari langit,
Yang membisikkan di telinganya
Kata-kata cinta, dan
Pergi menuju kata tanpa batas."
Mustafa Chamran

Sunday, October 23, 2011

Moody Lady in Action

kalo mengikut arahan para penulis-penulis gede, seorang penulis yang baik itu adalah dia yang tidak terpengaruh mood di kala ingin menulis.

tapi, gue enggak. 

sebagai penulis mini, gue akan berujar gini: "sungguh saya ingin jadi penakluk mood, tapi apalah daya, mood mengambil porsi terbesar dalam diri saya. saya adalah seorang moodian. karena saya adalah seorang yang bergolongan darah B." *yah, emang gak ada hubungannya...

lalu, karena gue sadar diri sebagai pemudi yang moodian. gue akan ngaku aja. kalo ada yang menemukan blog ini jadi sering ter-update, sampe sehari bisa ada beberapa postingan. itu tak lain tak bukan karena gue in a good mood.

tapi, kalo blog ini semacam terlantar, dan beberapa hari bahkan mungkin bulan, blog ini isinya gak jelas dan suka ngawur, itu dikarenakan gue in a bad mood. 

maka, begitulah. 

bagaimana sebuah mood bisa mempengaruhi seorang gue.

sekian.



tertanda,
the moody lady.

Thursday, October 20, 2011

Haditsul Ifki, Sebuah Kebohongan yang Nyata

Aku bertanya pada Rabbku, "Mengapa kemalangan ini menimpaku, duhai Tuhanku?" Maka, jawab Rabbku, "Adalah itu karena Aku Merindukanmu, wahai hambaKu. Aku merindukan saat-saat engkau memanggil-manggil namaKu dalam tiap desah nafasmu... dalam tiap gerak langkahmu... dan dalam tiap-tiap doa yang kau panjatkan senantiasa kepadaKu..."

Jauh di suatu masa yang lampau itu, seorang muslimah yang semua kebaikan terhimpun pada dirinya terhempas dalam sebuah fitnah yang nyata. Ia, yang selalu menjaga kehormatannya, lisannya, dan dirinya, telah terpuruk oleh kekejian yang disebarkan dengan sengaja oleh kaum munafik yang ingin merusak sebuah rumah tangga yang paling diberkahi seluruh alam dan umat Islam sekaliannya.

Ia, yang tak tahu menahu akan berita bohong yang terlanjur tersebar di kalangan muslimin, hanya bisa mendamaikan hatinya kepada Allah swt, Tuhannya yang Maha Mengetahui. Tuduhan akan tercemarnya kesuciannya itu sungguh terlalu berat untuk ia pikul sendiri.

Ia, sang ibu kaum muslimin, wanita cendikia yang tak alpa menabur kebaikan di setiap waktunya... adalah, Aisyah r.a, istri terkasih nabi umat Islam, Rasulullah Muhammad saw. Wanita yang telah terjamin surga untuknya.

Kisah ini, telah menyebabkan Tuhan semesta alam, sang Rabbul Izzati, menyampaikan firmanNya kepada Rasul saw dan telah membuat kaum muslimin sekalian mengerti bahwa yang Haq adalah Haq, dan yang Bathil adalah Bathil.

Kebenaran harus ditegakkan. Dan, tiada hal dusta yang lebih berbahaya melainkan rusaknya kehormatan seorang muslimah karena fitnah yang nyata.

Sesungguhnya, fitnah adalah kekejaman yang tanpa bentuk, dan ia, mampu menyakiti seseorang yang terjaga kemurnian kehormatannya melebihi sakitnya tusukan pedang. Ia melukai sangat dalam, dan bekasnya akan selalu ada.

Maka, berhati-hatilah dengannya. Sesungguhnya ia seperti persangkaan yang buruk, yang membakar kebaikan bagaikan api menghanguskan kayu bakar.

Habis tanpa sisa.

  • Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar. (11)
  • Mengapa di waktu kamu mendengar berita bohong itu orang-orang mukminin dan mukminat tidak bersangka baik terhadap diri mereka sendiri, dan (mengapa tidak) berkata, "Ini adalah suatu berita bohong yang nyata."  (12)
  • Mengapa mereka (yang menuduh itu) tidak mendatangkan empat orang saksi atas berita bohong itu? Oleh karena mereka tidak mendatangkan saksi-saksi maka mereka itulah pada sisi Allah orang-orang yang dusta. (13)
  • Sekiranya tidak ada karunia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu semua di dunia dan di akhirat, niscaya kamu ditimpa azab yang besar, karena pembicaraan kamu tentang berita bohong itu. (14)
  • (Ingatlah) di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit juga, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah adalah besar. (15)
  • Dan mengapa kamu tidak berkata, di waktu mendengar berita bohong itu, "Sekali-kali tidaklah pantas bagi kita memperkatakan ini. Maha Suci Engkau (Ya Tuhan kami), ini adalah dusta yang besar."  (16)
  • Allah memperingatkan kamu agar (jangan) kembali memperbuat yang seperti itu selama-lamanya, jika kamu orang-orang yang beriman,  (17)
  • dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.  (18)
  • Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak mengetahui.  (19)
  • Dan sekiranya tidaklah karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu semua, dan Allah Maha Penyantun dan Maha Penyayang, (niscaya kamu akan ditimpa azab yang besar).  (20)
  • Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Barang siapa yang mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya setan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorang pun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.  (21)
  • Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat (nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.  (22)
  • Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik, yang lengah lagi beriman (berbuat zina), mereka kena laknat di dunia dan akhirat, dan bagi mereka azab yang besar,  (23)
  • pada hari (ketika), lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.  (24)
  • Di hari itu, Allah akan memberi mereka balasan yang setimpal menurut semestinya, dan tahulah mereka bahwa Allahlah Yang Benar, lagi Yang menjelaskan (segala sesuatu menurut hakikat yang sebenarnya).  (25)
  • Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga). (26)
 :::QS An-Nur ayat 11-26:::

Wednesday, October 19, 2011

kasus neh... wadoh!

mau ketawa aja, ntar disangka gila... mau sedih juga, ih, siapa dia bisa merusak bahagia gua. nah, giliran mau marah-marah, jadinya ntar malah makin parah. runyam suasana. kalo mau dibiarin aja, gua jelas gak terima. diperlakukan bak seorang pendosa. huft. 

begitu mau diikhlasin, wadow, gua gak sebaek itu ngelepas orang yang udah mencemarkan nama baik gua (oh, oke emang kebaikan saya gak mendunia, tapi yang pasti saya selalu nabung, lho, dan itu adalah suatu kebaikan...). semua udah pada tau dong, kalo fitnah itu lebih kejam daripada tidak memfitnah. ckckck, itu semua wajib (gak pake sunat) untuk tau soal yang satu ini.

ujung-ujungnya bingung. itu udah jelas.

karena gua masih dalam prosesi kebingungan dan sedang berusaha nyari jalan keluar... gua belom bisa cerita kronologisnya gimana.

yang bisa gua kasih tau cuman satu. 

GUA DIBOIKOT!!! *ehe, udah dramatis tak?

PS: eh, sekadar bocoran nyak... ini postingan ada kaitannya ama postingan sebelumnya. huehehe, padahal gua udah janji gak mau bagi-bagi ke blog gua. tapi apalah daya... gua cuma wanita biasa... ehe.

PS2: udah, percaya aja. gua suer kalo udah gak bingung lagi... gua tulis dah semua. ehehe.

Monday, October 17, 2011

Hari Ini...

ada beberapa pokok permasalahan hari ini. pas chatting, ga taunya dapat gosip tak sedap (iyee, emang sejak kapan itu bisa dimakan?)...

hm, tapi kalo bisa ditarik kesimpulan sih, semua itu karena miskomunikasi... dan, yang paling penting juga, misinterpretasi.

adalah sangat berbahaya kalo kita terima berita yang sepenggal benar, dan sepenggalnya lagi benar-benar-deh-tuh-orang-ngarang.

mending aja bagus... eh, ini mah, ampir menghancurkan bahtera rumah tangga orang laen. huft, sungguh tak terbayangkan!

sebenernya, gue pengen nulis tentang gosip ini di blog... tapi, entar kalo kebetulan yang ngebaca adalah orang yang digosipkan... bisa-bisa gue harus say goodbye to dunia fana nan gila ini! hehe.

udah ah, entar malah makin tergoda...

adios, cipika-cipikos, domestos nomos! *lho? jadi jualan

Sunday, October 16, 2011

A Role Model for Children

Question:

Some people believe that parents are ideal model to teach children to become a good society member. Others think that school is a good place to learn. Discuss both views and give your own opinion. (250 words)

Answer:

Becoming a person who can be a benefit to others is a dream of every human being. Ideally, a person would try his or her best to contribute to creating a conducive and comfortable environment in his or her society. However, to provide such situations requires effort from every society member.

This effort can come from different sources of learning; parents and school. The first source, parents, is believed to be an ideal model for others; in this case it is the children. Parents are supposed to guide their children and monitor their deeds as well as teach them good things. As to why parents are being understood as ‘teachers’, it is due to their closeness with their children. Children learn best at home because homes are the only places they feel relaxed, cared for, and understood.

On the other hand, school, as another source of learning, has other strong points. School provides an environment of take-and-give from one to another person. School has almost everything the children need to learn; the teachers, the friends, the play. Children gather more information from their surroundings, whether it is a way to share and love others or a way to discover that to gain respect from others they need to respect the others, too. Since school is a place where they can get knowledge and socialize with their friends, many people agree that school has all a person needs to be a good society member.

In conclusion, both parents and school have, in fact, their own strengths and weaknesses. However, I tend to support the opinion which says that parents are the best teachers. Parents are the very people we encounter the most in our life, and thus, they being a role model for children to learn is very crucial.

Saturday, October 15, 2011

Reducing Traffic Accidents

Question:

Some people think that strict punishments for driving offences are the key to reducing traffic accidents. Others, however, believe that other measures would be more effective in improving road safety.

Discuss both views and give your own opinion. (250 words)


Answer:

In recent years, high numbers of accidents related to traffic have led to the government implementing strict punishments for those who violate driving rules and regulations. Regarding this, some people agree that punishment is an effective tool to reduce accidents, while others disagree.

People who think that strict punishments are powerful enough to solve the traffic accidents have the assumption that negligent drivers will be more aware of their driving. These drivers are more likely to reduce their speed and follow the traffic signs since severe punishments await them if they are being irresponsible. Most importantly, strict punishments can teach drivers indirectly that a human’s life is very valuable and worthy of respect and consideration.

 In contrast, some people do not think that such severe punishments should be implemented. The government should not go that far as other less strict punishments can also have good effects. It is considered more fair and efficient, yet effective if the drivers who break the law are fined. However, the fines should not be a large amount, but enough to make the drivers feel punished. It is not that the drivers want to harm other people; they are only speeding a bit.

As far as I am concerned, even though strict punishments are necessary for reducing as well as preventing more traffic accidents, it is more acceptable that the punishments are levelled respective to what kinds of offences the drivers have committed.


Friday, October 14, 2011

Mini Barb [baca: Gladi Resik for Real Barb]

Pelatihan bahasa Inggris udah selese, jadi di hari Senin lalu mbak Pristi ngajakin buat ngadain mini barbeque yang mengambil setting di rumah mungilnya di kawasan yang aku lupa namanya---pokoknya masih sekitaran Depok.

Jalan menuju rumahnya itu sungguh sebuah perjuangan. Jauuuh banget, sampe aku kira gak bakalan tiba deh. Dan karena aku berangkat bareng si Dilla dari rumahnya di Bogor, maka perjalanan kami emang sungguh asoy... berjam-jam waks!!! Bayangkan.

Dari Bogor, kita naek kereta commuter, yang ngabisin waktu ada sekitar lebih 1,5 jam. Sampe di stasiun Lenteng Agung (nurut pengakuan mbak Pristi ini adalah stasiun terdekat ke rumahnya) seterusnya kita lanjut dengan angkot, which was lebih setengah jam berada di dalamnya. Dari angkot tadi, kita nyambung lagi dengan another angkot... yang makan waktu kira-kira kurang dari setengah jam.

Di another angkot inilah terjadi sebuah insiden. Pas aku mau naek tuh ya, si supirnya udah kalap aja maen tancap gas terus... padahal aku belum duduk dengan manisnya. Jadilah, aku berpegangan ke si Dilla en ibu-ibu di dalam angkot situ hingga akhirnya bisa sukses duduk.

Lalu, entah aku udah bikin salah apa, ada sebiji anak esde ngedumel sendiri sambil mandangin ke arahku. Naga-naganya sih, dia rada keki gitu. Tapi, berhubung suara angkot kalah kecil dari suara tuh bocah, wajar sangat aku gak begitu denger apa yang dia komat-kamitkan.

Eh, mendadak, tiada angin tiada hujan... si bocah ngejulurin kakinya ke kaki kanan aku... en karena sepertinya jarak kaki kanan aku dan kakinya kejauhan, dia ganti modus. Giliran kaki kiri aku yang diincar---karena letaknya lebih deketan ke dia. Langsung aja, sambil mulutnya komat-kamit kayak lagi rapal mantra, dia nginjak kakiku!!! Buset dah, tuh bocah. Kaget lah aku, soalnya aku gak ngerti kenapa tiba-tiba kakiku diinjekin gitu.

Karena dia masih bocah, aku yang ngalah donk (hehe)... tapi, karena dia gak mindahin kakinya segera, en kaos kakiku udah kotor jadinya... ya kuprotes dong. Kubilang aja, "Itu kotor..." trus pasang senyum lebar, soalnya aku kuatir dia jadi nangis dalam angkot. Bisa berabe ntar!!

Phew. Kukisahkanlah cerita ini ke si Dilla, en dia cuma ketawa doang. Yah, emang mau gimana lagi, masa tuh bocah ajaib mau diceramahin, sih? hehe

Sudahlah. Kita tinggalkan si anak itu, karena dia udah turun duluan bareng ibunya. Dan gak beberapa lama, akhirnya kita berenti di tempat yang udah dikasih tau mbak Pristi. Yang ternyata, gak begitu jauh dari kompleks tinggalnya dia.

Begitu sampe, kita langsung menghubungi dia... dan gak lama mbak Pristi pun muncul untuk menjadi penunjuk jalan.

Pas aku ngeliat mbak Pristi dari kejauhan, aku jadi surprise. Wah, dia pake ungu! Dan segera aja aku sadar, hari itu aku ama Dilla juga udah ber-ungu-ria, dan begitu si mbak Pristi pasang ungu juga, aku jadi... Walah!! Iki piye tho... bisa sehati gitu, haha.

Trus, aku jadi curiga, apa jangan-jangan si Ifah (dia udah duluan nyampe) juga pake baju ungu. Dan ternyata, bener banget sodara-sodara seiman seagama... gubraks bener dah!!

Maka, terciptalah kuartet qasidahan yang bakal mengisi acara di hari itu. *cuma gak jelas siapa yang jadi vokalisnya ini, heheh

Setelah acara temu ramah selese, kita segera memasuki acara puncak, yakni: memanggang, atau bahasa kerennya, barbeque.

Acara ini awalnya digagas mbak Pristi buat aksi 'belajar' supaya pas ngadain barbeque aseli di Aussie nanti, semua pada siap... *eleuh, semacam penting gitu yak...

Dia udah nyiapin ayam yang sebelumnya telah matang. Berikut beberapa sosis sapi. Tak lupa pula beberapa ikat kangkung buat tumisan. Sementara, aku ama Dilla bawain mangga dua kilo biar dipake buat pencuci mulut... hmm, niat awalnya sih gitu, tapi keburu abis sebelum bertugas, mhehe.

Nah, pas mau diidupin panggangan, barulah mbak Pristi tersadarkan. Dia gak punya minyak tanah... Akirnya muncul alternatip, dia beli alkohol. Masalahnya adalah, berhubung kita gak mau gara-gara dituang alkohol ke bara, trus kita jadi mabok... diundurkanlah niat mulia itu. Kemudian, secercah ide pun terbitlah... pake minyak goreng!! haha, karena berasumsi itu juga minyak dan bisa buat menggoreng, pastilah bisa menimbulkan efek bakar. Maka, tercapailah kata mufakat: Use minyak goreng.

Dan, tak disangka-sangka, keberadaan sang minyak goreng turut mendukung kesuksesan memanggang ayam dan sosis. Untuk kevalidan berita, berikut adalah cuplikan gambar yang berhasil dihimpun penulis. 

Moral of the Story: Tak ada minyak tanah, minyak goreng pun jadi.

Enjoy!


bahan utama kaum omnivora
judulna mangga Arummanis.. dari aroma mah udah harum, eh pas dimakan... beneran manis
pertama-tama, kangkung dipotong dulu
weisss... harusnya aku minta hak cipta nama ini, hahaha
kipas-kipas euy...
oh, bukan... ini bukan buat sesajen...
teteup... mejeng sebelum masak :D
PJ urusan sosis
gambar ini bukan rekasaya!! gua beneran manggangin tuh ayam!!!
owh...yummy!! slurp..slurp...
aiihhhh...sedapnyeee
entah mengapa mereka memilih posisi begini...
nah, gua ngapain ikutan nimbrung??
dapur mungil jadi penuh
jadi malah semakin penuuh
dan, sosis pun siap hidang
biar keliatan fresh from the kompor
heee, ga ingat kenapa gua jepret inih
yay... menu tlah lengkap
foto wajib bareng
foto bareng lagi-lagi wajib

A Solution for Language Learning

Question:

What is one of the most significant problems in your area of study/work? What solutions would you recommend? Why? (250 words)

Answer:

Language is a tool people use to communicate with each other. People talk, chat and converse by using the language that they are familiar with. Nowadays, with the growing population and need to learn a new culture and environment, more and more people start to study the language they are interested in.

However, in the process of learning the new language to be understood and mastered, several problems arise and make the language learners feel troubled. The learners face difficulties in implementing the language they have just learnt in their communication. These difficulties prevent them from conveying easily what they want to say to other people. They tend to speak less or only speak if they are asked to, become shy or afraid of making mistakes, and are not confident. These problems frequently appear if the learners are having troubles, but, the most important aspect to consider is to cope with the confidence problem.

Being confident is the only way to handle the language learning problems. No matter if the learners do not have sufficient vocabulary or good grammar, being confident in trying out the language is very necessary. In other words, even if the learners have adequate grammar and vocabulary, if they do not have enough confidence to speak, their knowledge does not help them.

Fortunately, this confidence problem is quite easy to manage. There are several ways to boost a person's confidence. Firstly, it is important for people with a lack of confidence to test their language skills, in this case, their speaking skill, in front of their friends or people they feel comfortable with.

Another fast way is by trying to speak in front of a mirror. This especially helps the learners to face their confidence problem head to head by themselves, and thus, it can strengthen their emotional feeling.

To sum up, having a shortcoming in regards to confidence does not mean it prevents the learners from communicating with other people.

Thursday, October 13, 2011

Job Satisfaction for Workers

Another essay for my IELTS writing practice *kira-kira dapetlah band 6-7, hehe*. Enjoy reading, folks! (^_____^):

Question:

As most people spend a major part of their adult life at work, job satisfaction is an important element of individual wellbeing.  What factors contribute to job satisfaction? How realistic is the expectation of job satisfaction for all workers? (250 words)


Answer:


In today's modern life, having a job is not merely to fulfill one's need to get a better living, but to satisfy one's desire as well. Many people choose to work in a field that fits their ideas and can compromise to what they want. The reason for this is that they believe to gain satisfaction will help improve their wellbeing.

Several factors that contribute to job satisfaction come from two sources; external and internal. The external source is related to the job environment they have chosen that involves their working partners and colleagues, the stress level of the job, and also the boss. If they feel comfortable with the situation in their jobs, they will get a great deal of satisfaction in their life. They will have less stress and more fun interactions with their colleagues and bosses, too.

Another source is the internal factor. It comes from themselves.This is related to the ideas, motivation, and desire that they have personally. People are known to have an urge for recognition and acknowledgment from others. They want to have their ideas and thoughts heard. Therefore,  having a job that can accommodate for their ideas is considered a luxury. It is what makes these working people feel satisfied and acknowledged. They can convey their thoughts and at the same time, they can earn money from getting their ideas implemented.

However, with the high demand of workers and low number of jobs available, to get a full and considerable amount of satisfaction is almost an impossible wish. Therefore, it is suggested that people who want to get satisfaction in their jobs be reasonable while keeping their wishes low-profile.

Wednesday, October 12, 2011

Tesku yang Acakadul Nasipnya

tepar dah gua! sungguh IELTS itu adalah musuh kita bersama... T T

walo dikata udah sering latian soal-soal reading IELTS sampe puyeng, ngejawab soal listening-nya sampe omongan native-nya kebawa-bawa mimpi, trus nyoba writing sampe tangan pegel-pegel asoy, hingga practice speaking-nya sampe berbusa en dilanda bosan tingkat tinggi, tapi tetep aja. gagal total pas ujian sebenernya. brokoli banget deh tuh tes!!

waktu ujian speaking, gua ngerasa kurang banget nunjukkin kalo gua tuh antusias (yah, dalam speaking juga perlu sedikit akting) en jadinya, betul-betul membual dah gua saat itu. jadi, kalo ditanya gimana kira-kira performa gua di speaking test itu, gua cuman bisa menjawab gini: “hanya Tuhan yang Tahu...” en kemudian berlalu pergi bak pahlawan kalah perang, meninggalkan para penanya dalam kebingungan dan menatap sendu pada sosok gua... *pas banget kalo jadi adegan di film ini... really appropriate, nice scene, perfect acting... superb, dah! 

besoknya (speaking dites terpisah di hari sebelumnya), gua udah matengin diri menghadang sisa tes IELTS yang diuji di hari yang sama secara berurutan, pertama listening, trus reading, en terakhir writing.

secara di beberapa latian, gua dapet hasil yang gak begitu mengecewakan, maka di hari ‘H’ itu pun aku menyiapkan diri seperti biasanya kalo mau latian tes IELTS. no extraordinary prep, lah, ceritanya.

lalu, apanyana?

begitu masuk listening... di awal masih oke si speakernya ngomong apa, eh, begitu udah mulai sesi ke tengah soal, mulai deh tuh... I messed up. trus, gua segera sadar diri... ini gak bisa ilang fokus. baru dah, gua fokus balik ke si speakernya... huft!! gua emang gampang ter-distract en susah banget konsentrasi kalo ujian... maka dari itu, gua harus dobel usaha kalo mau sukses ujian...

abis listening, pengawasnya ngasih soal reading.

ampun!! tuh bacaan di tes reading beneran bikin nyahok orang yang ikut tes. yang bikin sebel tuh, gara-gara kita harus bolak-balik baca text trus nyocokin jawaban: karena model soal kali ini di-set acak jadi kalo soal pertama ada jawabannya di paragraf ke-4, eh soal kedua ada jawabannya di paragraf ke-1... dan begitu bolak-balik.

kalo biasanya gua punya lebih 10 menit buat crosscheck jawaban... yang ini malah gua bersyukur banget masih bisa menjawab walo tinggal 1 menit lagi. gua amat berharap waktu itu si pengawasnya lupa liat jam... tapi, mereka begitu strict to the rules... aih.

lalu, dimulailah tes writing.

seharusnya juga, itu bukan hal yang sulit buat gua. tapi, yang terjadi malah DISASTER!

entah karena otak gua bolak-balik ngirim sinyal *ini ujian*ini ujian*... gua jadinya panik en sempat blank pas baca soal writing. bingung gua harus nulis apa di kertas jawaban. HA!! apa coba!

tapi, gua mencoba tetap tenang en mulai menulis jawaban untuk task 1, yang soalnya tentang deskripsi tiga negara dan jauhnya perjalanan dengan bus dan kereta api. hmm, harusnya mudah bukan?? ya, harusnya!

eh, tiba-tiba pas lagi nulis di task 1, si pengawas ngingetin waktu tinggal 40 menit lagi. gua kan jelas kaget banget. lha, kan itu waktu yang kudu dipake buat nulis jawaban task 2. sumpah, gila! gua bahkan belom sempat nulis kesimpulan esai task 1 itu...

akhirnya, gua putuskan nulis jawaban task 2 dulu, en pending konklusi task 1 (gua kira bisa ngebut di task 2).

namun, lagi-lagi gua membuat kemalangan lain. karena udah tinggal pas-pasan waktunya, gua gak brainstorm dulu apa yang mau ditulis di esai itu. gua maen tancap aja... pikiran gua cuman satu waktu itu. yang penting selese. gak penting lagi ide esai itu mau bagus ato gak... konon lagi grammar-nya... sebodo amat lah!

pas lagi asik-asiknya mengarang indah, tiba-tiba si pengawas bilang waktunya tinggal 20 menit lagi. dan gua yang kaget, jadi semakin kaget begitu gua ngecek lagi pertanyaan di task 2.

bisa gitu ya? sang soal nanyain tentang efek pertambahan penduduk usia lanjut... eh, gua-nya malah sibuk jelasin tentang faktor yang mengakibatkan penduduk usia lanjut semakin bertambah. apes tenan!

esai gua akan dianggap tidak menjawab soal kalo gitu. gua yang langsung lemes aja pas tersadar udah melakukan kesalahan besar. mana ruang auditorium tempat kita tes itu pake AC, en gua yang udah nyelimutin diri pake jaket malah kayak yang udah sesak napas gara-gara dicekam panik luar biasa. aseli. tangan udah dingin aja, en gua langsung lunglai mengingat bisa dapet 5 karena salah jawab gini. ditambah, gua gak bisa mikir lagi, en ide stuck untuk beberapa saat itu.

mau nangis, jelas gak mungkin.. en jelas gak nyelesain masalah. pilihan yang ada adalah: gua MUSTI pake jurus cakologi. ngakalin jawaban yang udah terlanjur ditulis... mengubah beberapa baris kalimat di esai yang udah gua karang ampir tiga paragraf itu yang tak mungkin dihapus lagi berhubung waktu adalah pedang! yah, intinya: Mengarang TAK Indah.

parah. suer.

pas masih ada sisa waktu 5 menit lagi, langsung gua buru-buru balik ke task 1 en menamatkan esai. phew.

akhirul cerita, gua berenti nulis pas waktunya udah abis. --->> begitu si pengawas koar-koar bilang tes udah berakhir, seisi auditorium kontan rusuh. huahaha. delapan minggu yang singkat dan padat demi menaklukkan sebiji tes. wajar kami mendadak irrasional dan akirnya menggila.

as for myself, gua kuciwa gak bisa setenang kalo pas lagi latian dan berpikir jernih dikala tes. gua rasa tes kali ini jauh dari sempurna. bener-bener brokoli!

ah, mau komplain juga udah gak ada artinya... you can’t turn back the time, girl!
terima nasibmu ajalah, nduk!


The Balada of Gigi and Me

ini bener-bener berat buat aku. gak nyangka aja masa-masa menuju perpisahan dengan gigi bungsuku begitu dekatnya. pulang dari training ini yang udah sukses ngebuat tensi darah turun jadi 90, aku musti ngebikin janji ketemuan ama dokter gigi. segera.

pasalnya, udah jelas banget. kalo gak dicabut as soon as possible, tuh gigi dua biji bakalan selalu menjalari sarap-sarap di kepalaku. sakit dah kepala gua. hedeh.

padahal ya, gigi yang rapi dan bersih itu adalah salah satu hal yang paling kusyukuri. aku cukup berbangga diri dengan ke-tidak ada masalah-an di gigi-gigiku itu. saat itu merupakan golden age buat karir gigiku.

oke, kuakui, emang dulu pas masih imut dan lucu, semasa aku masih es-de dan sekitarnya, sempat ada masalah dengan gigi baru yang tumbuh padahal gigi susunya masih bertengger dengan jumawanya, dimana akhirnya aku harus maen kejar-kejaran ama ortu buat dicabut gigi ke rumah sakit terdekat. ato, gigi yang berlubang gara-gara aku hobi makan manis-manis dan akhirnya harus dicabut juga. tapi. itu semua kan terjadi hampir berabad-abad, eh, bertaon-taon yang lalu...

begitu aku udah jadi remaja yang cukup enerjik (ups, sori hiperbola dikit) dan punya gigi yang alhamdulillah bukan gigi susu lagi, aku selalu menjaga gigiku biar gak gampang berlubang dan semacamnya. itu semua aku lakuin karena aku tuh sangat sadar dengan kebiasaan makan aku yang tak pandang bulu dan mengembat hampir segala jenis makanan. ditambah lagi dengan hobi aku mengunyah permen karet ato permen-permen lainnya di segala suasana. entah itu pas lagi belajar di kelas, denger ceramah, upacara bendera, ato bahkan pas ujian, aku suka ngemut permen. permen termasuk salah satu benda wajib ada di tasku yang kubawa kemana-mana. jadi, amat sangat wajar sekali kalo aku kudu waspada dengan gigi berlubang, sehingga aku mewajibkan diriku untuk rajin-rajin menyikat gigi. sesering mungkin. catet ituh.

maka, dikala beberapa temenku mengeluh kalo mereka harus jumpa fans ama dokter gigi dan berinvestasi di sana sampe jutaan rupiah (berhubung rajin nyambangin tuh dokter), aku sangat bersyukur karena gigiku semua sehat sentosa tak kurang suatu apa.

hingga suatu saat. ketika kusadari wilayah gerahamku suka sering nyeri-nyeri gimana gitu. bikin aku suka sakit kepala gak jelas, dan kusangkakan aku menderita migren, padahal ternyata bukan.

disaat itulah aku menemukan fakta yang tak dapat disangkal lagi. ada gigi yang mau tumbuh. gigi, yang konon dijuluki gigi-tak-penting-deh-lu, berjudul Geraham Bungsu!

sungguh sukar dipercaya! aku kira aku udah punya lengkap susunan gigi terkeren yang pernah ada (owh, maap hiperbola lagi). ternyata belom, sodara-sodara. setelah diitung-itung, emang masih berjumlah 28. bukan 32 kayak yang mesti dimiliki orang-orang dewasa. dan tebaklah kapan aku sadar kalo jumlah gigiku baru 28??? itu adalah saat aku udah nginjak kuliah taon kedua!!!

parahnya lagi, si gigi itu tidak normal tumbuhnya. asem.

jadi, menunggulah aku hingga beberapa lamanya... tapi, si gigi tak kunjung menunjukkan indikasi akan menjadi tegak dan normal. dia bersikeukeuh tumbuh secara miringnya. T T

akibatnya gigi itu membuat rongga dan sukses membuat aku jadi salah satu orang di dunia yang menderita GIGI BERLUBANG. nyebelin.

rasa banggaku bertahun-tahun punya gigi jauh dari lubang dan ranjau seketika hancur berkeping-keping. rusak sudah reputasi gigi-tak-berlubang yang kujaga dari dulu.

gara-gara itu juga, aku jadi disadarkan. bener-bener kita tuh gak boleh senang dan bangga akan sesuatu yang tak pasti. meski hanya sederetan gigi. telak banget pukulan yang kuterima karena hal yang sepele ini. really, there is nothing in this world God doesn’t figure out. *astagfirullah... karena itu juga aku kira wajar kalo akhirnya aku mengalami masalah gigi ini. God, please forgive me... T T

lalu, karena udah gak tahan lagi sakitnya gigi ini (ngomong-ngomong, aku lebih prefer sakit ati daripada sakit gigi... nonsense ituh lagu dangdut, gak tau apa kalo sakit gigi tuh berasa kayak mau loncat aja dari atas ke bawah, begitu seterusnya... sakit banget tauuu!!), aku mutusin buat ketemuan ama seorang dokter gigi, yang nurut kabar yang berembus, adalah dokter yang cukup mumpuni di kotaku.

begitu sang dokter mengobservasi kondisi gigiku ini, dia langsung komentar gini: “ini geraham bungsunya, keempat-empatnya tumbuhnya abnormal.” sementara aku langsung yang: “HA???”

lha, piye tho. pegimana bisa semua gigi yang harus tumbuh supaya lengkap susunan gigiku jadi 32 jumlahnya, memilih tumbuh abnormal aja??? don’t they love me??? don’t they like the idea of being a part of my teeth??? T T

walhasil, berhubung aku gak bisa menemukan jawab atas tanyaku itu, pada taon 2007 lalu kupasrahkanlah satu gigi geraham bungsuku untuk pergi meninggalkanku... dengan tiga gigi lainnya yang ketika itu sama sekali belum memperlihatkan tanda akan tumbuh segera. aaargh!!!

eh, just so you know... aku gak bener-bener pasrah pisah ama gigiku itu, tapi juga pake acara nangis bombay!! dramatis bangetlah. hahaha, beneran deh aku waktu itu nangis sesegukan kayak orang seteres... sampe temenku heran dan nanyain kenapa aku bisa gitu. yah, aku tuh nangis bukan karena kenapa-kenapa... aku cuma takut banget harus dioperasi gigi. ngeri banget harus liatin darah sendiri keluar... gilanya, sampe aku ngira kalo aku bisa mati kalo gini... betul-betul parno deh pokoknya.

nah, sekarang aku kayaknya harus bisa lebih tegar. hahaha. soalnya dua geraham bungsuku udah muncul, walo abnormal (dan butuh TIGA taon buat mereka bisa tumbuh gini... *sabar neng, sabar).

jadi kudu dicabut dua-duanya. dan. kudu kuat!!!

*tapi, masih teteup cemas ini euy... TT.TT

Friday, October 7, 2011

Live a Healthy Life the Japanese Way

Most people nowadays seek for a healthy living by going back to the nature. Choosing what food to eat for daily intake is inevitably one factor to stay healthy. The Japanese cuisine is currently an alternative for those who want to live longer. It is believed that the Japanese cuisine, famous for its freshness and natural food servings, brings a great deal of benefits for people’s health. 

http://www.expressentree.com/


The Japanese cuisine strongly emphasizes the food to be as fresh as possible. The fresher the food, the better it is for health. Sushi and sashimi, Japanese popular raw fish and seafood, are noticeable for being rich in Omega-3 fatty acid and vitamin A. The Omega 3 is found to be necessary for a healthy heart. Interestingly, the Japanese people are reported to have lower heart disease rates compared to other countries. This claim is supported by research on the Japanese and the US men conducted by Akira Sekikawa of the University of Pittsburgh in 2008. The research showed that the Japanese men had 80% more omega oils in their bloodstream than the US men (Romero 2009). 

The Japanese cuisine is also abundant with minerals, vitamins A, C and B12 and protein, from seaweed, and low in saturated fat, rich in protein and calcium, from tofu. In addition, ginger served in the food helps prevent arthritis, lower cholesterol, and blood clot-related risks, and the shitake mushrooms are good for enhancing the body’s immune system (Romero 2009). All these highly nutritious food is what makes the Japanese cuisine opted by most people for a better and healthy life.


Reference:

Romero, J. 2009, Health Benefits of Japanese Foods, 12 August, retrieved 6 September 2011, <http://www.suite101.com/content/health-benefits-of-japanese-foods-a138419>