Ya... dibalik setiap kejadian pasti ada hikmahnya... a blessing in disguise... apa yang kita kira buruk, ternyata akhirnya tidak seburuk yang kita duga.
Ia hanya sedang mengenakan busana yang berbeda. Pada hakikatnya ia mengandung hal yang sama. Tinggal menunggu waktu saja.
A blessing in disguise.
Aku hanya yakin bahwa apapun itu, kalau itu termasuk rezeki kita, maka kita cuma butuh kesabaran saja untuk menanti terwujudnya ia menjadi nyata.
Termasuk, kabar yang cukup membuatku 'terharu' itu.
Di Senin lalu, aku dihubungi pihak penyelenggara beasiswa yang aku ikuti berbulan-bulan yang lalu. Katanya, aku dinominasikan mendapat beasiswa melanjutkan S2, bila aku masih berminat. *wah, jelas saja aku masih amat sangat berminat... hehe
Sebenarnya, setelah seleksi interview aku yang cukup 'mengenaskan' itu, aku sudah tahu bahwa aku 'gagal'... dan memang begitulah kenyataannya.
Aku menerima hasil seleksi beasiswa tersebut yang menyatakan bahwa aku tidak 'successful' di periode kali ini.
Dan, karena aku memang sudah mengira itu sebelumnya, yah, berita itu kuterima dengan sangat lapang dada. Toh, bukan itu saja beasiswa yang tersedia di muka bumi ini, kan? hehe
Lalu, tak berapa lama, tiba-tiba masuk sebuah email dari pihak penyelenggara tersebut yang menyebutkan bahwa aku dinominasikan dalam 'reserve list' kandidat penerima beasiswa tadi, dan bila bersedia di'bangku cadangkan' begitu, aku diharapkan mengirim email konfirmasi ke mereka.
Dan, tentu saja, tanpa menunggu lama email itu langsung kubalas dengan gegap gempita, dan kunyatakan kalau aku amat sangat bersedia dimasukkan dalam daftar tadi, meskipun hanya cadangan.
Waktu itu aku hanya sempat berpikir, ah, mungkin inilah yang disebut 'second chance'... dan mungkin dalam kesempatan yang langka ini, Allah masih memberi jalan menuju beasiswa tersebut.
Sehingga ini juga kuterima dengan lapang dada.
...
Email konfirmasi itu aku terima sekitar bulan Februari, dan hingga minggu lalu aku tidak menerima kabar apapun dari pihak beasiswa tersebut. Aku pun hopeless, dan beralih ke beasiswa yang lain lagi.
Email konfirmasi itu aku terima sekitar bulan Februari, dan hingga minggu lalu aku tidak menerima kabar apapun dari pihak beasiswa tersebut. Aku pun hopeless, dan beralih ke beasiswa yang lain lagi.
Hopeless karena probabilitas mundurnya kandidat inti itu sungguh sangat minim sekali... mungkin sekitar 1/100. Malah adikku sempat nyeletuk, mana mungkin ada kandidat yang mengundurkan diri setelah bersusah payah ikut seleksi beasiswa yang termasuk paling diminati itu?
Aku pun setuju dengan kata-katanya. Kandidat yang mundur? Itu hampir mustahil!
...
Namun di akhir bulan Juni ini, pada Senin beberapa hari yang lalu, aku mungkin harus mencabut pernyataanku tentang kemustahilan ada kandidat yang mengundurkan diri.
Pihak penyelenggara beasiswa itu menelponku dan memberi tahu bahwa aku bukan 'reserve list' lagi, tapi sudah menjadi 'awardee'!! Ugh, I was almost blank. Kaget, surprise, ah, aku terkejut banget.
Begitu dikatakan bahwa mereka telah menjadikan aku salah satu awardee, aku sempat tidak percaya. Aku malah menyangka ada yang mengerjai aku dengan membawa-bawa nama penyelenggara beasiswa tersebut. Aku juga sempat bertanya lagi untuk memastikan mereka benar. *yah, anggap saja aku paranoid... hehe
Setelah konfirmasi untuk kesekian kali, akhirnya mereka memberi tahu bahwa bulan Agustus nanti aku harus ikut program bahasa Inggris mereka selama 2 bulan, dan di bulan Januari 2012 aku akan menuju negeri mereka untuk studi S2-ku kemudian.
Haaaahh... hampir saja aku berurai air mata begitu selesai berbicara dengan mereka. Aku juga langsung ber-alhamdulillah, bersyukur sekali dalam hati, dan rasa haruku begitu membuncah... Cuma, karena saat itu aku sedang di lobby sebuah hotel, maka sudah otomatis air mata itu tidak boleh keluar. Heuheuheu... disimpen buat nanti saja lah...
Orang pertama yang kuberi tahu... ya, adikku, Fuad... biasalah buat promosi ke dia kalo aku dapat beasiswa... hehe. Eh, dia justru ngingatin aku ke isu sensi itu... dia bilang, "Ya udah, selamat aja lah udah dapat beasiswa, asal entar pulang dari sana jangan lupa bawa pulang piagam..." terus, karena enggak nyambung, aku tanya lagi apa tuh maksudnya 'piagam'.
Nah, mungkin memang sebaiknya aku enggak nanya-nanya begitu, karena jawabannya bener-bener bikin aku tepar... "Ya, suami-lah. Jangan cuma nyari S2, nyari suami juga... makanya jangan ketinggian pasang kriteria..." Hegh. Aku tertohok. Padahal sebenarnya enggak gitu-gitu banget deh... ugh, kadang-kadang aku jadi curiga, jangan-jangan dia tuh 'adik yang tertukar?' kayak yang di sinetron-sinetron tivi itu.
Udah itu, aku nelepon temanku, Silvi, dan aku nyeritain berita yang aku dapat barusan... dan ini yang bikin aku makin enggak enak banget.
Kita berdua sedang terlibat sebuah 'proyek' yang kita niatkan untuk kebaikan umat. Kemarin itu dia juga dapat beasiswa S2 ke Taiwan, yang kemudian dia batalkan karena beberapa hal, diperkuat lagi karena dia ingin lebih fokus ke 'proyek' kecil kami ini.
Awalnya, aku kira akan mencoba lagi beasiswa lain yang akan buka di bulan Agustus nanti, jadi sementara ini aku juga bisa fokus dulu di program kami, dan kemudian setelah organisasi kami solid, aku akan bisa fokus ke S2-ku.
Ternyata, rencanaku itu harus berubah, dan menjadi lebih cepat pergeserannya.
Dengan datangnya tawaran beasiswa S2 ini, aku sudah barang tentu akan segera meninggalkan kota ini untuk sementara waktu, dan juga program kami.
Dan, bila sesuai dengan rencana dari pihak penyelenggara, maka aku akan meninggalkan kerja-kerjaku itu yang masih belum sempurna di belakang hingga selama kurang lebih 2 tahun.
Huft. Aku tidak tahu bagaimana harus bersikap.
A blessing in disguise.
Meski mungkin aku akan pergi sejenak, tanpa tahu perkembangan nasib 'proyek' kecil kami, aku sangat yakin bahwa di setiap kerja kita, akan ada hikmah yang selalu mengiringinya.
A blessing in disguise.
Apapun itu, pasti Allah Maha Tahu apa yang dibutuhkan oleh hamba-hamba-Nya.
Aku hanya berharap, dalam setiap pilihan hidup yang kujalani, aku bisa selalu merasakan hikmah yang bisa membantuku memahami arti perjalanan hidupku yang sekarang ini.
Sepenggal cerita tentang aku dan beasiswa itu hanyalah sebuah rangkaian kecil yang akan menyambungkan dirinya dengan rangkaian-rangkaian lainnya... yang kemudian bisa membuka mata hati kita tentang rupa rangkaian itu seutuhnya.
A blessing in disguise...
Is a good thing you don't recognize at first...
But, you will soon.