“Duh, Po Ta’ala…
Sejuk mentari membias suara alam
Menerpa riak dalam tudung sinar rembulan
Mengikis warna terselip di balik sayap Cempala
Dalam sepoinya angin pagi anugerah Izzati
Saat dua kesendirian melebur dalam satu cinta suci
Menguak tabir kesimpang-siuran yang diam
Dalam sangkar zaman,
Hasrat mereka adalah kebahagiaan
Ingin mereka adalah mewujudkan fitrah insani
Ya Ilahi Rabbi…
Lindungi rakit mereka yang terus menelusuri arus
Biarkan mereka bersimbah dalam doa kasih dan cinta
Bimbinglah mereka dalam melaksanakan sunnah Nabi-Mu
Restuilah mereka dalam meniti jembatan kehidupan
Agar mereka istiqamah menuju keabadian
Karena hanya kepada-Mu setiap insan bersembah sujud
Dalam ridha-Mu, Ya Rabbul Izzati
Mereka berteduh,
sampai…
Izrail memadamkan alir nafas.”
-------------------------------------------------
Sejuk mentari membias suara alam
Menerpa riak dalam tudung sinar rembulan
Mengikis warna terselip di balik sayap Cempala
Dalam sepoinya angin pagi anugerah Izzati
Saat dua kesendirian melebur dalam satu cinta suci
Menguak tabir kesimpang-siuran yang diam
Dalam sangkar zaman,
Hasrat mereka adalah kebahagiaan
Ingin mereka adalah mewujudkan fitrah insani
Ya Ilahi Rabbi…
Lindungi rakit mereka yang terus menelusuri arus
Biarkan mereka bersimbah dalam doa kasih dan cinta
Bimbinglah mereka dalam melaksanakan sunnah Nabi-Mu
Restuilah mereka dalam meniti jembatan kehidupan
Agar mereka istiqamah menuju keabadian
Karena hanya kepada-Mu setiap insan bersembah sujud
Dalam ridha-Mu, Ya Rabbul Izzati
Mereka berteduh,
sampai…
Izrail memadamkan alir nafas.”
-------------------------------------------------
----------------------------------
Untuk sang pengarang, Nies, terima kasih atas hadiah terakhir ini,
semoga Allah swt menerima segala kebaikanmu di sisi-Nya.
Untuk teman-teman yang telah menggenapkan setengah diennya, sedang memikirkan untuk menggenapkannya, atau akan segera melaksanakan niatnya.
Semoga bermanfaat bagi semua…
No comments:
Post a Comment