Configuration

"between the good and the bad is where

you'll find me reaching for heaven"















FrenshiPath

Daisypath - Personal pictureDaisypath Friendship tickers

Thursday, March 25, 2010

A Post to Heaven: My Memory

Mengenang kembali percakapan-percakapan kecil di antara sahabat, yang dengan ide kreatifnya telah dituangkan menjadi sebuah catatan hidup bagiku hingga saat ini. Ternyata, meski masih ada cita-cita yang sedang kuperjuangkan, banyak pula yang harus rela kutinggalkan. Kepada seorang sahabat terbaik yang pernah kumiliki, kukirimkan kenangan ini ke tempatmu yang baru di sana. Semoga Allah menerima segala amal kebaikan yang telah kau torehkan di dunia ini. Amin. (Isi seluruh bagian percakapan ini tertera sebagaimana aslinya dan merupakan cuplikan dari buku karya Atik dan Enny sebagai hadiah untuk diriku)
________________________________________________

(Setiap orang pasti punya harapan di masa yang akan datang. Sebagai manusia yang masih normal, Ika juga punya harapan-harapan. Penasaran?! Ayo kita intip lagi harapan itu. (buat Ika: dilarang senyum atau protes))

Atik (A): Cita-cita kamu...
Ika (I): Pingin jadi wanita shalehah.

A: Seperti lagunya ”Dau Ming Tse” ya? hihihi...
I: Enak aja...itu cita-cita jangka panjang aku...

A: O...kalo cita-cita jangka pendek, gimana?
I: Maksudnya?

A: Pekerjaan gitu, kamu kan kuliah di dua tempat (amphibi), jadi entar kalo udah kelar pinginnya gimana?
I: Ya, dua-duanya...

A: Wuih, jangan sok lah (mentang-mentang nge-fan sama ”Fsok”). Perawat dan guru kan dua dunia yang berbeda, maksudnya...kamu lebih condong kemana?
I: Ya...mana yang dapet! Kalo kerja jadi guru dapat lowongan, ya jadi guru. Kalo jadi nurse lebih menjanjikan, ya jadi nurse.

A: Gawat tuh, berarti kamu gak punya komitmen dong, ikut angin aja. Bahaya nih!
I: Biarin aja, hidup kan penuh persaingan. Kita harus pinter-pinter mencari celah buat sukses.

A: Matre, ihh...
I: Matre-an siapa sama kamu?

A: He...he...he...kok tahu?
I: Tau aja!

A: Trus pendapat kamu tentang nurse itu sendiri gimana?
I: Ya…nurse itu suatu profesi yang cukup baik sebenarnya. Apalagi buat cewek, cocok tuh. Tapi…fenomenanya kan ‘gak begitu. Nurse itu selalu dipandang sebelah mata. Dianggap profesi yang gimana...gitu, rendahan ’nkali ya? Apalagi memang opini nurse sebagai pembantu dokter udah cukup melekat di masyarakat kita.

A: Tapi memang bener kan?
I: Wah, nggak! Nurse itu juga butuh dasar ilmu, lho. Gak asal gasak. Jadi nurse harus punya ilmu dan skill.

A: O...trus kamu pinginnya gimana?
I: Ya...lebih baik dari sekarang, lah. Nurse itu kan mitra dokter, harus sejajar. Dokter bisa nyuruh nurse, kenapa nurse gak bisa nyuruh dokter?

A: Berarti seorang nurse juga boleh donk jadi istri dokter?
I: Maksudnya?

A: Pelangi di matamu.
I: O...itu film kebangsaan! hehehe...

A: Kalo dunia pendidikan, gimana?
I: Wah...ketinggalan!!! Bangsa kita ini paling bodoh, lho. Cuma pemimpinnya aja yang pinter (pinter bohongi rakyatnya). Sekolah-sekolah dibakar, biaya sekolah mahal, jumlah guru yang berpotensi pun sedikit.

A: Ya...testing pegneg-nya aja KKN, gimana mau berpotensi...
I: Betul itu!

A: Kalo dunia Islam sendiri gimana?
I: Gak jauh beda! Islam sedang terpuruk.

A: Kok bisa ya?
I: Umat Islam terlalu euforia sama kejayaan masa lalunya sampai-sampai lengah. Sekarang musuh menyerang dari semua sudut, kita masih musuhan sama saudara sendiri.

A: Intinya gak boleh musuhan...
I: Betul! Ukhuwah itu nomor satu. Marah boleh, tapi gak boleh lebih dari 3 hari.

A: Kalau begitu, apapun yang terjadi, kamu gak boleh marah dong sama kita.
I: Wah, itu lain!

A: Sama, ah!
I: Terserah, tapi aku yakin, suatu saat Islam pasti akan jaya lagi.

A: Ehm,...kalo jodoh gimana?
I: Gimana ya?! Gak berani berspekulasi, karena gimana kita begitulah jodoh kita kelak.

A: Seperti “Dau Ming Tse”? hehehe…
I: Kita liat saja nanti. Kalo dapet dia, aku-nya pasti kayak dia juga kepribadiannya.

A: Pinginnya yang gimana?
I: Yang shaleh donk!

A: Kalo harus married selagi kuliah?
I: Gak kebayang! Pasti dimarahi ortu!

A: Lho?!
I: Iya! Ortu pinginnya selesai kuliah dulu.


A: O...kalau dapet jodoh yang lebih muda?
I: Susah! Ortu pinginnya yang lebih tua. Yah, (kalo dapet) paling-paling entar manipulasi umurnya.

A: Rencana ya?
I: Ah, nggak,...jaga-jaga aja.
A: O...begitu. Thanks deh, wawancaranya, ngantuk nih!

(Note: Wawancara ini berlangsung tanpa sepengetahuan nara sumber. Telah melalui proses editing. Wawancara berlangsung beberapa kali di tempat yang berbeda.)
___________________________________________________

Untuk Hazraty.
Semoga Allah swt merahmatimu.
Terima kasih untuk segala kenangan yang tercipta.
Walau tak juga dapat bertemu denganmu seberapa pun besar usaha, segala puji bagi Allah yang telah menyempatkan kita untuk saling menghaturkan maaf di detik terakhir harimu di dunia.
Dan, meski tak seperti kebiasaan kita dahulu setelah selesai menunaikan shalat Ied di mesjid itu, tetap kuucapkan kepadamu salam di hari mulia Idul Adha, ”Taqabbalallahu minna wa minkum”.

Monday, March 22, 2010

Mesjid Raya Baiturrahman dari Segala Posisi








Hasil jepretan Master Ika...:)
diedit sedemikian rupa untuk menampilkan segi ke-pro-an sang Master...
(yang walopun tidak...)

Mengenal Asepuster

Apa itu Asepuster? Well, aku yakin tidak seorang pun yang familiar dengan kata ini kecuali yang mengerti bahasa Belanda, yang itu pun aku juga yakin bakal berpikir-pikir ke arah kesesatan, secara kata ini telah kumodifikasi sedemikian rupa sehingga gampang ditulis dan dieja dalam EYD bahasa native-ku tercinta… itulah bahasa Indonesia.

Lalu, apa pula kata Asepuster itu dalam terminologi aselinya?...Uhm, itu sebetulnya kata serapan dari Assepoester, dari bahasa Belanda, yang mana merupakan versi lain dari Cinderella, yang di edisi bahasa Inggris-nya.

Terus, mengapa juga aku pasang-pasang kata itu jadi username-ku diberbagai penjuru web? Ehe, itu karena tak lain dan tak bukan akibat asal-usul nenek moyang keluarga aku juga. Yah, kalo mau disalah-salahin, maka salahkanlah mereka itu…nyehehe…

Konon, katanya. Kata siapa? Kata orang tua, saudara-saudara, handai-taulan, ahli famili, dari cabang nyokap, alias my mom, atau bisa disebut juga, ibu kandung aku…dan adek-adek aku yang laen, bahwa nenek kandung-ku, yaitu ibu nya ibu kandung-ku (aish, repot banget ngejelasin family tree inih ya?), mempunyai seorang ayah yang bercita-rasa Arabian dan berkulit item-item gitu, dan seorang ibu yang peranakan Belanda dan berkulit putih-putih melati Ali Baba. Begitulah. Maka, kemudian lahirlah kakak nenekku yang berhasil mendapatkan gen Belanda-nya sehingga berkulit putih jua, lalu nenekku, plus dua orang adeknya yang kesemuanya bernasib seperti sang ayah…huhu…memanglah nasib…

Jadi, tidak mengherankan kalau ibuku beserta adek-adeknya, dan keturunan-keturunan mereka juga tidak mewarisi unsur-unsur ke-Belanda-annya, kecuali kenyataan bahwa adekku yang bungsu punya warna iris yang coklat-terang-bening-transparan gak jelas gitu yang mengakibatkan dia terlihat berbeda dari kita sekeluarga. Plus, tinggi badan nya juga… (iri-iri-iri.co.id)

Sehingga pula, kalau aku berinisiatif mengatakan bila aku punya nenek moyang orang Belanda, semua orang yang kukatai menjadi menarik diri disertai gelengan kepala dan ucapan-ucapan yang menyiratkan ketidakpercayaan yang kuat dan signifikan. Oh, benar-benar suatu cobaan…membuat aku bisa merasakan betapa susahnya ketika Rasul saw berusaha menyebarkan dakwah Islam di depan para mereka-mereka yang menentangnya…sungguh perjuangan yang berat lagi sulit… (Oke, memang bukan analogi yang sepadan, tapi kira-kira begitulah…hehe)

Ah, kita kembali ke topik semula jadi.
Me-recall ingatan tentang kenapa harus kata Asepuster yang kupilih diantara sekian milyar vocab bahasa Belanda, aku tidak begitu mengerti juga. Lho?! Eh, maksudnya, tidak ada alasan spesifik kenapa aku harus pakai kata itu. Yah, maklumlah, kalau kita sudah suka, maka tidak perlu penjelasan lebih lanjut. Intinya, tidak usahlah dibahas…ahehe… (melarikan diri…)

Tapi, bisa jadi mungkin karena aku suka karakter Cinderella, meskipun ada pembahasan bahwa sebenarnya tokoh Cinderella itu tergolong pemalas dan tidak suka berusaha…tokoh yang hanya mau menunggu datangnya sang Pangeran, tidak mencarinya keluar…hanya menanti dan menanti sampai sang Pangeran berhasil menemukannya dan menolongnya dari lembah penjajahan si ibu saudara-saudara tirinya…hanya seperti itulah…

Biar begitu, dalam persepsiku yang naïf ini, Cinderella bukan bermaksud demikian. Dia menjadi terlihat santai itu hanya karena karakter dirinya yang teeerlalu baik…, saking baiknya ia tidak punya maksud bahkan tersiratpun tidak di dalam hatinya untuk membalas perlakuan dari ibu dan saudara-saudara tirinya itu sengaja kejam dan kasar terhadapnya.

Kisah Cinderella hanya manifestasi usaha sang pengarang untuk menghadirkan sesosok profil yang lemah lembut dan sangat pemaaf sebagai upaya memotivasi dunia bahwa sehitam apapun kejahatan yang ada, pada akhirnya hanya…dan memang hanya…kebaikan yang murni dari hati sajalah yang mampu mendobrak dinding-dinding angkuh keburukan hidup. Ya, memang demikian lah adanya. Terserah saja bila ada yang tidak sepaham denganku, tapi di ujung cerita akan selalu ditutup oleh ketulusan dan kebaikan hati manusia.

.Quod Erat Demonstratum.

Sunday, March 21, 2010

A Hi in Korean

안녕하세요?

이것은 한국의 인사입니다
내 이름은 Ika입니다...



---------------------------------------
만나서 반가워요
이 블로그로 많이 사랑해주세요 ^^