Aku bertanya pada Rabbku, "Mengapa kemalangan ini menimpaku, duhai Tuhanku?" Maka, jawab Rabbku, "Adalah itu karena Aku Merindukanmu, wahai hambaKu. Aku merindukan saat-saat engkau memanggil-manggil namaKu dalam tiap desah nafasmu... dalam tiap gerak langkahmu... dan dalam tiap-tiap doa yang kau panjatkan senantiasa kepadaKu..."
Jauh
di suatu masa yang lampau itu, seorang muslimah yang semua kebaikan
terhimpun pada dirinya terhempas dalam sebuah fitnah yang nyata. Ia,
yang selalu menjaga kehormatannya, lisannya, dan dirinya, telah terpuruk
oleh kekejian yang disebarkan dengan sengaja oleh kaum munafik yang
ingin merusak sebuah rumah tangga yang paling diberkahi seluruh alam dan
umat Islam sekaliannya.
Ia, yang tak tahu menahu akan
berita bohong yang terlanjur tersebar di kalangan muslimin, hanya bisa
mendamaikan hatinya kepada Allah swt, Tuhannya yang Maha Mengetahui.
Tuduhan akan tercemarnya kesuciannya itu sungguh terlalu berat untuk ia
pikul sendiri.
Ia, sang ibu kaum muslimin, wanita cendikia
yang tak alpa menabur kebaikan di setiap waktunya... adalah, Aisyah
r.a, istri terkasih nabi umat Islam, Rasulullah Muhammad saw. Wanita yang telah
terjamin surga untuknya.
Kisah ini, telah menyebabkan
Tuhan semesta alam, sang Rabbul Izzati, menyampaikan firmanNya kepada
Rasul saw dan telah membuat kaum muslimin sekalian mengerti bahwa yang
Haq adalah Haq, dan yang Bathil adalah Bathil.
Kebenaran
harus ditegakkan. Dan, tiada hal dusta yang lebih berbahaya melainkan
rusaknya kehormatan seorang muslimah karena fitnah yang nyata.
Sesungguhnya,
fitnah adalah kekejaman yang tanpa bentuk, dan ia, mampu menyakiti
seseorang yang terjaga kemurnian kehormatannya melebihi sakitnya tusukan
pedang. Ia melukai sangat dalam, dan bekasnya akan selalu ada.
Maka,
berhati-hatilah dengannya. Sesungguhnya ia seperti persangkaan yang
buruk, yang membakar kebaikan bagaikan api menghanguskan kayu bakar.
Habis tanpa sisa.
- Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar. (11)
- Mengapa di waktu kamu mendengar berita bohong itu orang-orang mukminin dan mukminat tidak bersangka baik terhadap diri mereka sendiri, dan (mengapa tidak) berkata, "Ini adalah suatu berita bohong yang nyata." (12)
- Mengapa mereka (yang menuduh itu) tidak mendatangkan empat orang saksi atas berita bohong itu? Oleh karena mereka tidak mendatangkan saksi-saksi maka mereka itulah pada sisi Allah orang-orang yang dusta. (13)
- Sekiranya tidak ada karunia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu semua di dunia dan di akhirat, niscaya kamu ditimpa azab yang besar, karena pembicaraan kamu tentang berita bohong itu. (14)
- (Ingatlah) di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit juga, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah adalah besar. (15)
- Dan mengapa kamu tidak berkata, di waktu mendengar berita bohong itu, "Sekali-kali tidaklah pantas bagi kita memperkatakan ini. Maha Suci Engkau (Ya Tuhan kami), ini adalah dusta yang besar." (16)
- Allah memperingatkan kamu agar (jangan) kembali memperbuat yang seperti itu selama-lamanya, jika kamu orang-orang yang beriman, (17)
- dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (18)
- Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak mengetahui. (19)
- Dan sekiranya tidaklah karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu semua, dan Allah Maha Penyantun dan Maha Penyayang, (niscaya kamu akan ditimpa azab yang besar). (20)
- Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Barang siapa yang mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya setan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorang pun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (21)
- Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat (nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (22)
- Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik, yang lengah lagi beriman (berbuat zina), mereka kena laknat di dunia dan akhirat, dan bagi mereka azab yang besar, (23)
- pada hari (ketika), lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan. (24)
- Di hari itu, Allah akan memberi mereka balasan yang setimpal menurut semestinya, dan tahulah mereka bahwa Allahlah Yang Benar, lagi Yang menjelaskan (segala sesuatu menurut hakikat yang sebenarnya). (25)
- Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga). (26)
:::QS An-Nur ayat 11-26:::
No comments:
Post a Comment