Ahem.
Beginilah kalo sekumpulan cewek narsis menggunakan sisi kreatip dari otaknya. Hehe...
Jadi, pada sekitaran tanggal 19 Pebruari, hari Sabtu di bulan yang lalu itu, kami: aku, Rahmi, Silvi en Nova... bareng-bareng ke sebuah taman buatan di seputaran Ulee Lhee, Banda Aceh.
Tujuan awalnya sebetulnya sih, ke PLTD Apung yang terdampar ke kawasan Punge Blang Cut, karena berdasarkan penuturan si Nova (tertanggal jauh-jauh hari yang silam), ada sebuah mahakarya taman buatan disitu.
Taman itu cakep, begitu tuturnya.
Dan.
Kami pun percaya.
Berjanjilah kami semua.
Keberangkatan telah diatur.
Kami akan ke taman PLTD Apung itu, di hari Sabtu.
Kesepakatan itu semakin bulat karena, hari Jumat sebelumnya, si Silvi en Rahmi telah mengikuti tes profisiensi Bahasa Inggris di pusat bahasa Unsyiah. Jadi, acara poto-poto tersebut merupakan ajang peng-istirahatan jiwa yang telah lelah kemarennya. Ahehe... maksa.
Tetapi, oh, tetapi.
Sungguh sayang sekali.
Begitu tiba di tempat yang telah disepakati, kami terkejut. Penonton kecewa.
Taman yang disebut tadi ternyata terletak di depan si kapal apung.
Bukan di dek kapal seperti anggapan kami yang naif.
Ditambah lagi, dengan para penduduk lokal (yang setelah disurvei, pria semua) tengah nyantai di kedai-kedai depan taman. Maka, sudah jelas sekali. Misi ditarik. Kami harus menggantinya dengan Plan B. Plan Buru-buru.
Buru-buru, kami mencari alternatip tempat untuk terlaksananya pemotretan. Kami berpikir-pikir. Namun, mungkin karena kami kurang keras berpikir, kami malah berputar-putar dengan motor masing-masing.
Arah dan tujuan kami semakin kabur.
Jadilah, kami memasrahkan diri kepada angin yang membawa motor kami. (lho?)
Kemudian, bagai tersambit cahaya.
Aku teringat sebuah taman di pinggiran jalan menuju ke Ulee Lhee, yang menurutku lumayan keren kalo mau poto-poto. Aku iseng lewat daerah situ di suatu sore, yah, biasalah... buwat ngukur jalan. Cuma, gara-gara gak bawa kamera, jadinya sekedar numpang liwat aja. Ahehe.
Sampe di taman itu (ada namanya sih si taman, cuma aku lupa, maklum, ingatan jangka pendek), yang akan kita sebut disini dengan nama Taman Ulee Lhee, ternyata sedang ada acara lomba sepeda-sepeda-an. Sepertinya lomba sepeda santai. Ah, bodo ah, kami gak berani nanya ke pak polisi yang lagi jaga di situ. Gak berani motret dari jauh juga. Jadi, aku gak bisa ngasih bukti apa-apa disini kalo aku bicara benar. (alesan...)
Eniwei, kami tetap melanjutkan misi kami. Mencarilah kami tempat yang cocok, jauh dari orang-orang, untuk ajang pemotretan kami. Terdapatlah tempat yang kami pikir sesuai. Berdekatan dengan sebuah toko suvenir (satu-satunya toko suvenir di situ) yang punya desain bangunan minimalis. Tokonya keren, lho. Aku aja naksir. Kecil dan lucu (benar-benar memanfaatkan lahan). Sempurna. Toko yang sempurna.
Tapi, bukan di toko itu kami berpoto. Kami mengambil setting mengarah ke pemandangan bebas. Kebenaran banget, ada perahu-perahu. Kami pun puas dengan pilihan Plan B. Ternyata, Plan B tidak seburuk yang kami duga. Malah, kami bersyukur ada Plan B ini. Plan B adalah penyelamat. Hidup Plan B! Haha...
apa sih nama taman ini??? hehe... |
bagai seorang gadis Malay... hehe |
si Nova, yang suka taman kapal apung :D |
permintaan buwat dipoto dari samping nih... |
sekedar eksyen doang... |
si perahu wajib jadi latar |
perosotan anak TK pun jadi kepake |
maap, ini gak maksud niru adegan Titanic... suer |
dengan latar langit biru cerah di siang hari terik yang panas... uwah |
lagi-lagi cuma akting doang... haha |
bocoran redaksi: ini lagi ngegosip sebetulnya... |
harus kalem, ehem |
bukan sedang menunggu bang Toyyib |
``Premis Mayor: Semua poto diedit oleh Ika
Premis Minor: Tidak semua poto diambil oleh Ika
Silogisme: Semua poto diedit oleh Ika, walaupun tidak semua poto diambil oleh Ika``
Bener-bener kesimpulan gak penting...
No comments:
Post a Comment