Configuration

"between the good and the bad is where

you'll find me reaching for heaven"















FrenshiPath

Daisypath - Personal pictureDaisypath Friendship tickers

Friday, April 15, 2011

Apalah Arti Sebuah Nama

"What's in a name"...
 Shakespeare


Apalah arti sebuah nama?

Banyak.
Pastilah ada banyak.
Namamu, serta nama orang-orang di seluruh dunia, pasti ada artinya. Ada maksudnya.
Termasuk namaku juga.

Nah, masalahnya, aku bukan mau membahas arti nama di sini. Tapi. Aku hanya bertanya-tanya.
Ada apa dengan namaku? *nanya ndiri, jawab ndiri... hheee

Begini ceritanya, sodara-sodara.

Pada suatu ketika, hiduplah seorang anak manusia bergender wanita, dengan judul Ika Kana Trisnawati. Si anak ini --walau memiliki nama yang terdiri dari tiga kata-- sehari-harinya dipanggil dengan nama 'Ika' saja. Dan, dia pun hidup terbiasa dengan satu kata tersebut.

Hari berganti hari.

Tiada yang mencemooh nama panggilan sang anak manusia itu. Dia tetap beraktifitas seperti anak-anak lain sebayanya.

Sampai suatu saat.
Si anak masuk sekolah menengah pertama.
Tandanya ia sudah menginjak remaja.
Tandanya... ya, biasa saja. *hehe

Si anak yang telah menjadi remaja tersebut kemudian menjalin hubungan pertemanan dengan macam-macam teman. Ada yang perempuan, juga ada yang laki-laki. Yang jelas, semua adalah remaja sejati.

Lalu, dimulailah hal-hal yang menakjubkan seputar nama lengkapnya itu, Ika Kana Trisnawati.

Peristiwa paling sering dialami oleh si remaja ini adalah ketika ia akan diabsen oleh guru-guru di sekolahnya. Saat akan diabsen itu merupakan detik-detik penuh ketegangan yang kerap kali harus diterima oleh si remaja muda tadi. Gurunya --hampir semua guru di sekolah tercintanya-- selalu tak lupa memberikan komentar-komentar hangat dan terkadang dibumbui humor-humor yang tak sanggup dipikir oleh si remaja naif itu bila akan memanggil namanya dari daftar absen siswa.

Contoh 1 (komentar sopan standar)

Guru A: Ika Kana Trisnawati...
Si remaja: Hadir...
Guru A: Wah, namanya panjang ya...
Si remaja: Ehehe... iya... *sambil tersipu malu-maluin

Contoh 2 (komentar sopan tidak standar)

Guru B:... Ika Kana Trisnawati
Si remaja: Ya, saya...
Guru B: Hm, ini namanya mirip nama artis dangdut Itje Trisnawati, ya...
Si remaja: Oh, eh... hehehe... iya... *cengengesan sarap, diiringi koor tawa seisi kelas...

Contoh 3 (komentar iseng ancur-ancuran)

Guru C:... Ika Kana Trisnawati, eh ini yang mana anaknya?
Si remaja: Iya, saya... hadir... *menjawab kalem, tanpa prasangka
Guru C: Wah ini kamu, bisa dipanggil Ika Asam Kana aja ya... haha
Anak sekelas: Hahaha... iya tuh... asam kana kan enak tuh... *ketawa gila dengan senangnya
Si remaja: Hah??? Ampun, deh... apa hubungannya gitu???

Contoh 4 (komentar parah, makin menjadi-jadi) 

Guru D: Ika Kana Trisnawati
Si remaja: Ya, hadir...
Guru D: Ika... ini, nama Kana itu maksudnya, Kana 'Lakoe' (suami dalam bahasa Aceh-red) ya?
Anak sekelas: Hahaha... *geer seisi kelas makin menggila
Si remaja: (berusaha mengklarifikasi) eh, bukan itu... aduh, enggak ada maksud apa-apa deh kayaknya...
Guru D: lho, 'Kana' kan bahasa Aceh, artinya 'sudah ada' kan?
Si remaja: (pura-pura mikir) ehm, iya itu betul sih...
Guru D: nah, kan sudah betul itu, Ika Kana Lakoe... sudah pas itu maksudnya...
Hyaa??? dimana korelasinya, coba??? Hadoh... parah... parah...

Begitulah, ternyata punya nama panjang bin ajaib tidak selalu menyenangkan, walau teman-teman sekelas jadi punya bahan asik buat pertunjukkan ketoprak humor. "Enak di yang laen, enggak enak di gua kaleee..." itulah jeritan hati si anak remaja labil itu.

Namun, peristiwa tak kalah seru juga tercipta berkat nama panjang  yang sukses bikin pegel tangan dan mengurangi waktu menjawab soal kalau sudah tiba masa-masa ujian...

Seperti sudah berkali-kali diketahui bersama, si remaja tadi bernama lengkap Ika Kana Trisnawati. Maka, adalah sangat wajar bila orang memanggilnya hanya dengan kata yang paling singkat saja, yaitu Ika. Tidak ada orang yang punya waktu lebih yang iseng memanggilnya dengan nama lengkapnya. Tapi. Khusus untuk kasus remaja tanggung ini, hal itu tidak berlaku. Malah sebaliknya.

Teman-temannya rela (dalam arti kata sebenarnya) untuk memanggilnya dengan sebutan Ika Kana. Yak, benar sekali. Ika Kana. Tanpa embel-embel nama Trisnawati di belakangnya.

Hal ini justru membuat segalanya menjadi makin aneh, karena mereka tidak menyertakan Trisnawatinya di kala memanggil si remaja tersebut.

Si teman yang rela: Hei, Ika Kana... Ika Kana... ngapain? *dari jarak bermeter-meter
Si remaja: (malu berat, tapi tetap menjawab) Hei juga... lagi mo maen...
kenapa juga tanggung gitu kalo mau manggil... sekalian pake Trisnawati napa??? migren dah mikirinnya...

Apakah peristiwa itu sudah berakhir di masa itu?
Belum, pembaca yang budiman.

Peristiwa pemanggilan nama itu juga berlanjut hingga ke masa ketika si remaja tadi memasuki dunia putih abu-abu. Zamannya sekolah menengah atas.

Malahan, bapak dari si remaja itu juga pernah menjadi saksi di kala temannya berlaku demikian.  Berikut cuplikan testimoni dari bapak dan anak tersebut.

Sang bapak: Ika, tadi bapak ke sekolah
Si remaja: Trus...
Sang bapak: Ika di sekolah dipanggilnya gimana?
Si remaja: Dipanggil Ika... kenapa pak?
Sang bapak: Bukannya Ika Kana? Kok, pas bapak lewat kelas Ika, ada yang ngomong-ngomong "Eh, itu bapak si Ika Kana", waktu itu bapak pura-pura enggak dengar aja, langsung pulang terus... Kenapa dipanggil Ika Kana, enggak sekalian lengkap terus? *sambil senyam-senyum mengetahui nasib anaknya
Si remaja: Mana tahu kenapa orang tu manggilnya gitu, suka 'ngkali sama nama Ika Kana... *ngarep

Begitulah.

Tali nasib rumit seputar namanya masih tidak mau pergi jauh-jauh dari si remaja ini.

Waktu berganti.
Si remaja meninggalkan bangku sekolahnya menuju ke ladang yang lebih luas lagi.
Dunia kampus.

Bertambah usia, sering diartikan menjadi dewasa.
Demikian pula dengan cara teman-teman kuliahnya menyikapi namanya.
Mereka sudah lebih dewasa.

Mereka sudah mulai mengerti bahwa atas nama efisiensi dan efektifitas, mereka lebih suka memanggil si remaja yang sedang beranjak dewasa itu dengan nama panggilannya sedari kecil, yaitu Ika.

Semua orang cukup mahfum, terlebih karena kata Ika itu berada di awal namanya, sehingga lebih mudah diketahui.

Tapi.

Beberapa orang ingin berbeda.

Seorang senior: Ika, eh, biasanya dipanggil Ika ya?
Si remaja: Iya, kak...
Seorang senior: Kakak panggilnya 'Kana' aja ya, biar lebih gampang...
Si remaja: Ha???

Senior lainnya: Kana, nanti ada masuk enggak?
Si remaja: Iya, kak, masuk, tapi Ika ke kantin dulu... *sambil menekankan nama panggilan
Senior lainnya: Ntar Kana miscall aja ya, kalo udah masuk...
Si remaja: (hela napas)

Lepas dari dunia kampus, si remaja yang telah dewasa kini pun menekuni dunia penuh persaingan. Selesai kuliah. Dan. Bekerja.

Namun, bukan berarti kisah klasik tentang namanya ini juga ikut selesai.

Menjadi semakin puh-lis deh.

Di sebuah kantor. Bertemu teman yang sudah lama tak bersua.

Si teman: Eh, Ika Kana Trisnawati
Si remaja: Haha... Hadir...
ini iseng apa hapal nama gue nih? hehehe...

Di lain kantor. Dengan seorang dosen. Dan seorang teman.

Sang dosen: Kamu, Trisna, jadi asisten saya ya...
Si remaja: Trisna? Siapa tuh pak? *enggak nyambung aseli
Seorang teman: Haha... pura-pura enggak tahu dia, pak...
Si remaja: Eh, maksudnya... saya???

Puhlis deh, sampe kapan ini harus terjadi, Tuhan???

.:: Tamat::.

No comments:

Post a Comment