Sepanjang yang aku ingat, blog ini belum pernah berisi tentang masakan. Hmm...
Daripada aku kena tuduhan yang benar adanya bahwa aku tidak bisa memasak, padahal bisa makan, maka dari itu, aku memutuskan untuk menge-post postingan ini.
Kisah bakar ikan ini diawali oleh percakapan antara aku dan temanku, Silvi, yang ingin berwisata kuliner ke tempat makan yang maknyus. Tapi. Setelah berdiskusi panjang lebar kali tinggi, kami berkesimpulan bahwa akan menghabiskan banyak biaya kalau kami ingin makan masakan rasa hotel bintang lima, karena pada dasarnya kami hanya mampu membayar seharga kedai kaki lima.
Lalu, tercapailah kesepakatan antara kami berdua, kalau sangat lebih baik bila kami memasak sendiri, seperti membakar ikan, dengan alasan lebih gampang dibanding harus memasak rendang... dan proses yang akan dijalani juga tidak akan begitu pelik: beli ikan, beli bumbu, terus bakar, deh. Selesai.
Kami mengusung slogan 3M.
Murah. Meriah. Males repot. Hehe.
Rapat tanpa meja, via handphone itu pun berakhir. Acara akan dilaksanakan pada Minggu, 3 April 2011, bertempat di rumah kos-kos-an Silvi. Ditetapkan pada Sabtu, 2 April 2011.
Di Minggu, jam 7.30 pagi hari yang sejuk, dengan bermodalkan jaket biru (aku) dan jaket coklat (Silvi), adegan pertama kami dimulai dengan mengunjungi tempat penjualan ikan di kawasan Lampulo, Banda Aceh. Disana kami berhasil menggaet ikan kakap seharga 60 ribu rupiah dan ikan tongkol seharga 17 ribu rupiah. Niat semula sebenarnya hanya membeli ikan kakap, soalnya enak sih kalau mau dibakar, gitu. Tapi. Berhubung napsu pengen makan banyak-banyak, plus kuatir kurang semisal tiba-tiba ada yang mau ikutan gabung bersama kami, akhirnya terjadi penambahan 5 ekor ikan tongkol ukuran sedang tersebut. Sesuatu yang akan disesali kemudian.
Setelah belanja ikan, kami pun bergerak melanjutkan pencarian sayuran dan bahan-bahan tambahan untuk bumbu ikan bakar ke pasar Peunayong, juga di Banda Aceh (ya iya lah, masa ke Medan).
Semua bahan sudah kami beli.
Kami pun pulang ke kos-an Silvi, tempat akan diadakan acara membakar ikan ini, beserta ikan-ikan yang tidak sampai digondol kucing, dengan selamat, tak kurang suatu apa.
Sebagai bukti fisik, berikut aku sertakan beberapa foto dokumentasi di pagi Minggu yang sejuk itu...
inilah dia para ikan yang akan dijadikan menu utama kami... sepasang mata bola pun mengintip dari celah-celah teman seperjuangannya |
lihatlah bawang-bawang ini... sekedar informasi, proses pengupasannya tak luput dari air mata yang bergelinangan |
tumpukan kangkung yang siap di'cerdasi' |
emm, ini nih dipake buat jadi 'penyedap rasa' sambal kecap ikan bakarnya |
NB: edisi masakan yang udah selesai, akan di-posting di postingan selanjutnya.... (^^):b
No comments:
Post a Comment